Hal itu diungkapkan seorang warga petani di Sengayam Kecamatan Pamukan Barat Kotabaru.
"Harga per kilo Rp 4.500 itu harga beli tenggelam. Disini banyak tengkulak yang membeli hasil panen jagung warga," ungkap warga itu.
Harga jagung yang lumayan baik itu ternyata terkendala oleh hama yang menyerang tanaman jagung.
"Hama yang sering merajalela menyerang tanaman jagung adalah tikus," ungkap Idah, seorang warga.
Namun menurut seorang warga lainnya, Usin; hama tikus itu bisa ditanggulangi dengan membersihkan kebun dari rumput. Yang sulit menurut Usin adalah hama sejenis virus yang menyerang tanaman jagung.
"Kalau diserang virus, batang jagung akan jadi layu dan mati, apakah karena Covid-19 menyerang manusia sehingga jagung pun ikut diserang virus," ujar Usin.
Ditambahkan oleh Usin, ada bibit jagung yang tahan terhadap virus tapi harganya cukup mahal.
"Ada bibit yang tahan, harganya mahal, per kilo Rp 250 ribu, untuk 1 hektar lahan diperlukan belasan kilo bibit jagung, petani seperti kami mana sanggup beli bibit segitu mahal," ujar Usin pula.
Adapun terkait virus yang menyerang tanaman jagung, menurut Usin pula; ia pernah tanya ke seorang Petugas PPL Pertanian, jawabnya belum diketahui racun pembasminya. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.