Dikutip dari City Globe Tour pada tahun 1960 itu peringkat ke 2 ditempati Jepang dengan jumlah produksi 6,4 juta ton, kemudia diikuti Peru = 4,2 juta ton, China = 3 juta ton, Amerika Serikat = 2,8 juta ton, Norwegia = 1,4 juta ton, India = 1 juta ton, Britania Raya = 987 ribu ton, Kanada = 979 ribu ton, dan Afrika Selatan = 951 ribu ton. Sementara itu Indonesia berada di peringkat ke 12 di bawah peringkat Spanyol.
Lebih dari 2 dekade kemudian peringkat Indonesia naik ke peringkat 10 yakni di tahun 1982. Naik ke peringkat 8 di tahun 1990 dengan jumlah total produksi sebesar 3,2 juta ton.
Sementara itu yang menempati peringkat 1 adalah China yang menggeser posisi Uni Soviet, Peru dan Jepang sejak tahun 1988.
Selama 1 dekade kemudian yaitu di tahun 2000 peringkat 10 besar negara penghasil ikan terbesar di dunia adalah; (1) China = 43,3 juta ton, (2) Peru = 10,4 juta ton, (3) Jepang = 6,4 juta ton, (4) India = 5,6 juta ton, (5) Amerika Serikat = 5,2 juta ton, (6) Indonesia = 5,1 juta ton, (7) Chile = 4,9 juta ton, (8) Rusia = 4 juta ton, (9) Thailand = 3,7 juta ton, dan (10) Norwegia = 3,3 juta ton.
Peringkat Indonesia terus naik, di 2001 naik ke peringkat 5, naik ke peringkat ke 4 di 2003, ke peringkat ke 3 di 2004, dan di 2006 Indonesia naik ke peringkat ke 2 menggeser Peru.
Hingga tahun 2020 posisi Indonesia tetap di peringkat ke 2 setelah China di jajaran 10 negara penghasil ikan terbesar di dunia.
Urutan selengkapnya adalah; (1) China = 80,9 juta ton, (2) Indonesia = 26,4 juta ton, (3) India = 10,7 juta ton, (4) Vietnam = 6,3 juta ton, (5) Amerika Serikat = 4,9 juta ton, (6) Rusia = 4,8 juta ton, (7) Jepang = 4,3 juta ton, (8) Peru = 4,2 juta ton, (9) Bangladesh = 3,8 juta ton, dan (10) Myanmar = 3,1 juta ton. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.