Bertahan di Masa Pandemi, Omzet Jual Atap Sirap 'Anjlok' Sisa 20 Persen - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Senin, 15 Maret 2021

    Bertahan di Masa Pandemi, Omzet Jual Atap Sirap 'Anjlok' Sisa 20 Persen

    "Masih jalan, tapi jauh drastis menurun," ungkap Haris, seorang pengusaha atap Sirap di Tanah Bumbu.

    Atap Sirap merupakan bahan bangunan yang bahan bakunya berupa kayu jenis Ulin (Eusydiroxilon Zwageri, T.Et.B) yang adalah tergolong kayu khas Pulau Kalimantan yang di luar daerah disebut Kayu Besi.

    Menurut Haris yang sudah menggeluti usaha Atap Sirap puluha tahun itu; omzet penjualan di masa pandemi Covid-19 ini sangat jauh menurun sampai tersisa cuma 20 persen.

    "Bahan bakunya masih banyak, yakni dari tonggak-tonggak bekas tebangan puluhan tahun lalu. Diolah dengan menggunakan alat pemotong berupa sirkel (cyrcle saw, Red)," kata Haris.


    Ditambahkannya, kini pembuatan Atap Sirap lebih sederhana; hanya dibelah sesuai ukuran tak perlu ujungnya dibikin runcing seperti Atap Sirap pada umumnya.

    "1 pak isinya 80 atap, harga jual sampai di Bali adalah Rp 125 ribu," ujar Haris pula.

    Diketahui Atap Sirap yang banyak digunakan warga sebagai bahan bangunan pada beberapa dekade lalu; 1 pak atau 1 ikat berisi 100 atap yang menggunakan satuan berupa Laksa (1 Laksa = 10.000 keping, Red). Warga Pengguna Atap Sirap untuk bahan bangunan iasanya warga yang tergolong berduit atau kelas ekonomi menengah ke atas dikarenakan harganya yang cukup mahal dibanding bahan atap jenis lainnya. 

    Atap Sirap kini banyak dikirim ke Bali, yang digunakan untuk bangunan yang berkonsep natural atau alami. (Red)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...