Kasi Intel Kejari Tanah Bumbu Bantah Abaikan Laporan LP3KRI

"Informasi itu hoax. Saya tidak pernah berstatemen apalagi laporannya belum saya baca karena saya masih sibuk ada beberapa kegiatan di bidang saya yang harus dikerjakan," bantah Kasi Intel Kejari Tanah Bumbu, Andi Akbar, Senin (15/02/21).

Pernyataan Andi Akbar tersebut menjawab pertanyaan dan konfirmasi beberapa Kru Media terkait adanya pihak yang menyebarkan seolah-olah dirinya membuat penyataan yang mengabaikan laporan Lembaga Penyelidikan, Pemantauan dan Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (LP3KRI) terkait digataan perubahan data di APBD Tanah Bumbu Tahun Anggaran 2021 tanpa sepengetahuan dan persetujuan DPRD Tanah Bumbu.

Pernyataan seolah dari Kasi Intel Kejari Tanah Bumbu itu tersebar di WAG (Grup WhatsApp, Red) yang entah siapa awalnya menyebarkan yang tulisannya dalam dialek bahasa Banjar. Inilah petikan isi pernyataan tersebut di bawah ini.

"sdh santai aja om, kasi intel kejaksaan aja bapadah buhannya beulah laporan atas dasar apa kerugian negara kdd, klo perubahan itu biasa dalam anggaran ada skala prioritas dan tidak prioritas. yg kd boleh itu penggelembungan anggaran. pengurangan atau penambahan jelas kasi intel kejaksaan om ae. jd kami santai aja. ini angka keseluruhan yg disahkan kdd perubahan sma sekali. cuma didalamnya yg diubah andakannya."

Yang maksud dari pernyataan tersebut secara garis adalah; pihak LP3KRI membuat laporan tak punya dasar kerugian yang dialami pemerintah. Dan mengatakan kalau perubahan anggaran itu adalah hal biasa karena ada skala prioritas dan tidak prioritas. Tak ada perubahan sama sekali cuma didalamnya diubah penempatannya.

Menangapi hal itu Ketua LP3KRI Tanah Bumbu, Muslim Ma'in mengungkapkan, boleh saja berdalih demikian.

"Saya melapor karena memegang bukti-bukti, saatnya nanti jika diminta oleh pihak Kejaksaan bukti-bukti itu akan saya perlihatkan," ujar Muslim Ma'in sambil menunjukkan bukti-bukti yang ia maksud kepada Media ini. 

"Saya bisa saja menuntut orang yang mencatut nama saya itu sebagai pencemaran nama baik. Yang jelas penyataan itu hoax," tutup Andi Akbar. (Red)