Politik Duit, Penolakan Warga Kotabaru Jauh Melebihi Tanah Bumbu

Di Pilkada serentak tahun 2020 ini membuktikan kalau praktik politik duit atau money politic masih tetap eksis namun tak terlalu signifikan lagi, karena ternyata warga pemilih telah banyak yang mulai sadar.

Hal itu juga tak terlepas dari peran gencarnya sosialisasi 'tolak politik duit' di berbagai ruang baik terbuka maupun yang virtual melalui media online.

Hari ini fakta membuktikan ternyata warga Kabupaten Kotabaru memiliki kesadaran cukup tinggi terkait penolakan terhadap politik duit dibandingkan warga Tanah Bumbu. 

Perolehan suara Paslon dari jalur perseorangan di Kotabaru yakni Paslon Ir. Burhanuddin dan Drs. Bahruddin diprediksi memperoleh suara mencapai 50 persen melawan Paslon SJA-ARUL yang didukung oleh Koalisi Parpol yang memperoleh kursi di DPRD Kotabaru.

Sementara itu sebaliknya di Tanah Bumbu Paslon dari jalur perseorangan yakni Pasangan Mila Karmila dan Zainal Arifin, menurut Ketua Tim Pemenangannya, Agus Rismalian Noor, SH; hanya memperoleh suara 2,9 persen versi hitung cepat.

Itu menunjukkan tingkat penolakan warga terhadap politik duit di Kabupaten Kotabaru sangat jauh lebih tinggi daripada di Kabupaten Tanah Bumbu.

Sementara itu tingkat penolakan terhadap politik duit di Pilkada Gubenur dan Wakil Gubernur Kalsel; warga pemilih pun tampaknya tak sedikit yang mulai sadar dan menolaknya. Menurut Cagub Kalsel Nomor Urut 2, Denny Indrayana; penolakan terhadap praktik duit itu di Kalsel meningkat, yang tak terlepas dari gencarnya sosialisasi di berbagai ruang, termasuk media ini yang memasang banner penolakan terhadap politik duit. (Red)