Di Tanah Bumbu; Paslon baik Nomor 1, 2 dan 3 menggunakan jasa media arus utama selain juga media sosial baik milik tim pemenangan dan pendukung maupun laman media sosial milik pihak lain yang memiliki ribuan dan puluhan ribu anggota warganet.
Pihak Paslon Nomor Urut 1 diketahui sejak 3 bulan sebelum hari pencoblosan sudah menggunakan jasa media arus utama baik cetak maupun elektronik yang jumlahnya puluhan, begitupun pihak Paslon Nomor Urut 3. Yang sedikit menggunakan jasa media arus utama tampaknya cuma pihak Paslon Nomor Urut 2.
Keterlibatan media arus utama di semua kubu Paslon pun menjadikan suasana dan kondisi Pilkada di Tanah Bumbu penuh persaingan di berbagai sisi baik terkait penyampaian visi misi, pelaksanaan kampanye serta pernak pernik yang terkait aktivitas Paslon yang berhubungan dengan para calon pemilih.
Pilkada di Tanah Bumbu menjadi ajang perang terbuka, menjadi semacam medan pertempuran para media arus utama. Dengan adanya keterlibatan media tersebut para warga pun terutama pengguna media sosial (netizen) menjadi punya kesempatan untuk mengetahui para Paslon yang didukungnya, dan berkesempatan pula mengeluarkan pendapatnya baik terhadap Paslon yang didukungnya maupun Paslon yang menjadi rivalitas.
Nah, berbeda di Tanah Bumbu dengan di Kotabaru yang kebanyakan menjadikan media sosial saja sebagai wahana bagi aktivitas para Paslon dan interaksinya dengan para calon pemilih. Bahkan terdapat 1 kubu diantara 2 Paslon di Kotabaru yang 'sesumbar' bisa memenangkan Pilkada tanpa keterlibatan media arus utama. Sungguh pemikiran yang sangat naif.
Baiklah kalau begitu, kita tunggu saja hasil real count atau penghitungan nyata hasil Pilkada di Kotabaru apakah sesumbar satu Paslon itu terbukti, silakan.......(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.