Begitu kira-kira ungkapan untuk mengapresiasi keberadaan dan peran mereka yang setiap hari selalu hadir di tengah-tengah kerumunan warga, di tempat keramaian; untuk memberi asupan kuliner alternatif pelepas lapar.
Pentol.
Sudah nyaris menjadi makanan umum di wilayah Tanah Bumbu, keberadaannya dimana-mana, karena harganya pun terjangkau, selain bahan bakunya bervariasi dan cara penyajiannya.
Ada pentol daging, ikan dan pentol goreng. Pentol daging dan ikan penyajiannya direbus kemudian dikukus, sedangkan pentol goreng penyajiannya tentu saja digoreng dengan dibalut cairan telur. Ada pula pentol bakar, dan pentol telur burung puyuh, tak menutup kemungkinan ke depannya akan muncul pentol-pentol jenis lain yang inovatif.
Jumlah para pedagang pentol di Tanah Bumbu belum diketahui jumlah pastinya, yang jelas tak sedikit, dan mereka itu dikategorikan pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Kebanyakan dari pedagang pentol adalah para pria sehingga sebutannya dikenal sebagai Paman Pentol, dan mereka pun kebanyakan 'mobile', bergerak dengan kendaraan berupa sepeda motor.
Dengan jumlah yang tak sedikit itu bisa dibayangkan kalau mereka bersatu, maka bukan mustahil akan membentuk semacam asosiasi yang suaranya tak bisa dianggap sepele apalagi ditambah anggota keluarga mereka; akan berpotenai menjadi pundi 'suara' di Pemilu dan Pilkada.
The Power of Paman Pentol.
Di Pilkada Kabupaten Tanah Bumbu 2020 ini patut dilirik dan diperhitungkan. Dan ini sudah dilakukan oleh Paslon Nomor Urut 1; Syafruddin H. Maming (SHM) dan M. Alpiya Rahman (MAR).
Sejumlah Paman Pentol pun diketahui memberikan dukungan mereka dan akan mencoblos Paslon Nomor Urut 1. Mereka pun mengikrarkan diri saat kampanye Paslon SHM-MAR di Desa Batu Ampar Kecamatan Simpang Empat, beberapa waktu lalu. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.