MHM; Cuncung Maju Bukan Dinasti, Nasibnya Ditentukan Rakyat - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Kamis, 01 Oktober 2020

    MHM; Cuncung Maju Bukan Dinasti, Nasibnya Ditentukan Rakyat

    Pilkada Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2020 yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 mendatang, pada prosesnya tidak saja melibatkan Pasangan Kandidat Kepala Daerah berikut Tim Pemenangannya masing-masing tapi juga para simpatisan dan pendukung.

    Tak cuma itu, tapi juga melibatkan dan menyeret orang-orang terdekat para Pasangan Kandidat. Sebut saja Pasangan Syafruddin H. Maming (SHM) atau Cuncung dan M. Alpiya Rahman (MAR) atau Alpiya; melibatkan Mardani H. Maming (MHM), Mantan Bupati Tanah Bumbu yang juga merupakan Ketua DPD PDIP Propinsi Kalsel dan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI, yang tidak lain merupakan adik dari Cuncung.

    Sementara di pihak MAR atau Alpiya; melibatkan Prof (HC) H. Abidin, HH, Ketua DPD Partai Gerindra Propinsi Kalsel yang merupakan kakek dari Alpiya.

    Pencalonan Cuncung sebagai Kandidat Bupati Tanah Bumbu ini dituding beberapa pihak yang tak senang dengan mengatakan ingin meneruskan kepemimpinan dinasti Keluarga H. Maming sebagai Bupati di Tanah Bumbu.
    Untuk itu MHM pun menyampaikan pembelaannya terhadap tudingan yang sama sekali tak berdasar kuat tersebut.

    "Cuncung maju ada yang memadahkan bahwa ini adalah politik atau jabatan dinasti. Kalau ini jabatan dinasti yang menunjuk jadi Bupati adalah Ulun; habis Ulun, Ikam yang jadi; itu dinasti. Tapi kalau yang memilih itu rakyat, biar kaya apa aja ulun handaknya menyuruh Ikam jadi; bila rakyatnya kada mau ya tetap kada bisa, karena yang menentukan nasibnya bukan Ulun," ungkap MHM atau Mardani dalam Bahasa Banjar di hadapan para warga Kecamatan Kusan Hulu saat mendampingi kunjungan Cuncung kesana.

    Maksudnya Mardani adalah; Cuncung maju sebagai Kandidat Bupati itu ada yang mengatakan adalah politik atau jabatan dinasti. Kalau ini jabatan dinasti, maka yang menunjuk jadi Bupati adalah dirinya (Merdani, Red); sesudah saya kamu yang jadi Bupati; itu yang bisa disebut dinasti. Tapi jika yang memilih itu adalah rakyat, biar bagaimanapun kehendak saya menyuruh jadi Bupati bila rakyat tak menghendaki tetap tidak bisa, karena yang menentukan nasib Cuncung itu bukan saya; jika ungkapan Mardani tersebut diterjemahkan secara bebas ke dalam Bahasa Indonesia. (Red) 


     

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...