Ribuan warga panik, berhamburan keluar rumah, mengangkut barang-barang mereka dari dalam rumah untuk diamankan ke tepi jalan atau dititip di tetangga yang di anggap aman dari amukan api.
Sebut saja Ida, warga Kelurahan Kotabaru Tengah, mengatakan dirinya menangis histeris menyaksikan rumahnya perlahan-lahan dilalap api, sementara banyak barang-barangnya di dalam rumah yang tidak bisa diselamatkan.
"Ulun (saya, Red) hanya bisa menangis, melihat rumah ulun habis tebakar, ulun kada tahu lagi handak berdiam dimana, semoga pemerintah dapat membantu kami, mencarikan tempat sementara buat kami sekedar untuk berteduh" ucapnya sambil terisak dalam dialek Bahasa Banjar yang maksudnya ia hanya bisa menangis melihat rumahnya yang perlahan terbakar, tak tahu harus tinggal dimana dan berharap pemerintah mencarikan tempat sementara untuk tinggal berteduh.
Diketahui bangunan rumah penduduk yang sebagian besar berbahan kayu membuat api cepat membesar dan sulit dikendalikan, sehingga dalam waktu singkat pemukiman padat yang dikenal sebagai Kawasan Bakti ini rata dengan tanah.
Tim gabungan dari BPBD, BPK Kotabaru, Relawan Balakar Kotabaru, perusahaan bahkan dari BPK Tanah Bumbu berjibaku memadamkan api.
Setelah beberapa jam bergulat dengan api, akhirnya sekira jam 06.00 WITa api dapat dikendalikan, meski di beberapa titik masih terlihat api-api kecil di reruntuhan bangunan.
Proses pendinginan terus diupayakan tim pemadam hingga jam 07.30 WITa, guna memastikan api benar-benar padam.
Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran, namun isu yang beredar di lapangan menyebutkan kebakaran yang menghanguskan ratusan bangunan dan mengakibatkan kerugian milyaran rupiah ini diakibatkan hubungan arus pendek listrik. (RS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.