Mundurnya Zairullah Azhar (kader PKB) dari pencalonan Kepala Daerah Kotabaru tersiar setelah adanya spanduk dan baliho bergambar dirinya dipasang di beberapa tempat di Tanah Bumbu.
Dengan kekuatan 7 kursi, PDIP masih bisa mengusung calonnya tanpa kolaisi.
Hal ini membuat peta politik, dan formasi koalisi berubah, sekaligus beredar isu adanya "poros baru" untuk mengimbangi kekuatan Petahana.
Munculnya poros baru yang sebelumnya tidak diprediksi menjadi dinamika baru, pergeseran dan peralihan Bacalon Kepala Daerah ZA menjadi buah bibir warga Saijaan.
"ZA sebelumnya calon di Kotabaru
Saat ini calon di Tanah bumbu," ungkap Jaya, Warga Desa Dirgahayu.
PDIP pun tak mau kalah langkah, setelah ditinggal PKB, Ketua DPRD Kotabaru yang sebelumnya ditunjuk menjadi Ketua Tim Pemenangan berangkat ke Jakarta untuk melaporkan ke DPP perubahan peta politik Bumi Saijaan, sekaligus meminta rekomendasi baru.
Dengan kekuatan 7 kursi, PDIP masih bisa mengusung calonnya tanpa kolaisi.
Koalisi yang sebelumnya terlihat solid dan kokoh ini ternyata tak berumur panjang, belum diketahui secara pasti sebab musabahnya, yang pasti "cerai sebelum kawin" inilah ungkapan yang tepat menggambarkan manuver politik ini.
Info ini diterima dari seorang pengurus DPC PKB Kotabaru, yang tak mau namanya disebut mengatakan, "koalisi dengan PDIP untuk pemilihan Kepala Daerah tahun 2020 ini sudah tidak bisa dipertahankan."
Simak juga : Ketua TP PKK dan Muspika Berbagi Masker di Jalan.
Simak juga : Ketua TP PKK dan Muspika Berbagi Masker di Jalan.
"Ya, kemungkinan bergandeng tangan dengan Golkar itu ada, karena Ketua Umum PKB, Gus Mus dengan Ketua Umum Golkar pak Erlangga sangat dekat," ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini akan ada poros baru, perahunya sudah cukup.
Untuk memastikan pencalonannya di Tanah Bumbu, Zairullah Azhar yang merupakan Mantan Bupati Tanah Bumbu 2 periode ini, ketika dihubungi media ini semua nomor ponselnya tak ada yang aktif. (Red)
Lebih baik begitu, dari pada nanti ujung-ujungnya Editansil (Ejakulasi dini tanpa hasil).
BalasHapus