Beberapa aktivis LSM yang tergabung dalam Aliansi LSM kembali mempertanyakan kelanjutan Memorandum of Understanding (MoU) kompensasi Rp 700 milyar yang hingga kini belum ada kelanjutannya.
Kompensasi dari perusahaan pertambangan tambang batubara Sebuku Grup yang sekarang berada dibawah Agung Sedayu Grup sudah pernah dibawa ke rapat dengar pendapat di DPRD Kotabaru medio Maret 2020 lalu namun hingga kini belum ada kejelasan kelanjutannya.
Hardiyandi, seorang dari Aliansi LSM menganggap Pemkab dan DPRD Kotabaru tidak punya greget menyelesaikan kompensasi Rp 700 milyar dari Sebuku Grup.
Permasalahan berlarutnya kompensasi ini juga disesalkan oleh Rohmat Iswanto dari Aliansi Kawal Kompensasi Tambang Pulau Laut (AK2TPL) karena realisasi belum juga terlaksana.
MoU yang akan berakhir pada per September 2020 mendatang hingga kini belum terlihat adanya upaya perpanjangan MoU antara pihak perusahaan dan Pemerintah Daerah.
Sekdakab Kotabaru, Drs. Said Akhmad, MM, yang dimintai keterangannya oleh beberapa wartawan di ruang kerjanya mengatakan Pemkab sudah 2 kali menyurati pihak perusahaan (Agung Sedayu) namun hingga kini belum ada tanggapan. (DBG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.