Sukanda dan istrinya yang sudah membuat kerupuk cukup lama ini, mengaku terkena imbas dari kondisi pandemi Covid-19, yakni menurun secara drastis usaha mereka.
"Kerupuk bikinan kami ini biasanya yang banyak membeli adalah warga yang datang atau akan keluar daerah, kerupuk sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang atau untuk keluarga, kerabat dan sahabat yang akan dikunjungi," kata Sukanda pula.
Dikarenakan jarangnya kini perjalanan maupun kunjungan warga membuat produk kerupuk pun sulit pembeli. Padahal sebelum kondisi pandemi Covid-19 Sukanda dalam sebulan mampu menjual kerupuk olahannya puluhan kilogram.
"Bisa bertahan di masa sulit ini saja sudah bagus sambil berharap secapatnya kondisi menjadi normal seperti sediakala," tutup Sukanda yang juga membuka kios Sembako kecil di rumahnya untuk penghasilan sehari-hari. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.