[Infokus] Blunder Bagi Parpol Yang Tak Percaya Kadernya - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Jumat, 21 Agustus 2020

    [Infokus] Blunder Bagi Parpol Yang Tak Percaya Kadernya

    ilustrasi
    Tak sedikit orang beranggapan; politik itu kejam. Ibaratnya jika mana perlu ayah, ibu, saudara pun dibantai jika tak berhaluan politik sama dan berpotensi mengancam.
    Cerita ilustrasi yang mana ada seorang musuhan dengan anaknya gara-gara beda pilihan Partai Politik, Adik dan Kakak yang tak teguran karena berbeda ideologi politik; bukan kisah yang dikarang oleh penulis cerita fiksi tapi memang fakta yang terjadi di masyarakat kita.

    Ada yang menganggap; politik itu adalah seni. Ya, seni beradu strategi untuk saling mengalahkan seteru dengan menggunakan berbagai potensi tidak saja akal pikiran, juga materi, berbagai sumber daya manusia, teknologi bahkan menggunakan cara-cara premanisme ataupun paranormal yang di luar nalar logika manusia umum.



    Simak juga : Selangkah Lagi Pasangan Mila-Zainal Lolos Sebagai Pasangan Kepala Daerah. 

    Politik, tak banyak orang paham dan mengerti seperti apa dan bagaimana. Namun banyak orang menghubungkan politik dengan uang, sehingga tercipta istilah; Politik Uang (money politic) yang berkonotasi politik hanya bisa dilakukan dan dijalankan jika dengan uang, tentu saja uang dalam jumlah banyak bukan cuma uang untuk sekedar jajan.


    Perhelatan yang terkait politik seperti Pemilu, Pilpres, Pilkada, Pilkades hingga Pemilihan berlevel Ketua RT saja tak akan luput dari yang namanya politik uang, dan setelahnya pasti akan memperhitungkan berapa uang yang dihabiskan baik yang kalah maupun yang memenangkan perhelatan.




    Yang akan sedang dihadapi adalah Pilkada; Pemilihan Gubernur dan Wakilnya, Pemilihan Bupati dan Wakilnya serta Pemilihan Walikota dan Wakilnya secara serentak di seluruh negeri.

    Pilkada ini akan melibatkan bukan saja Partai Politik tapi juga warga secara langsung melalui Calon dari Jalur Perseorangan melalui dukungan warga dengan jumlah yang telah ditentukan berdasarkan jumlah penduduk suatu daerah.

    Kita lupakan urusan dari Jalur Perseorangan, kita ke jalur Parpol yang akan ikut berlaga di Pilkada dengan Calon mereka.

    Yang tampaknya akan terbebani dan agak sulit adalah Parpol yang menjadi pemenang Pemilu yang memiliki banyak kursi di Legislatif. Parpol pemenang Pemilu dan memiliki mayoritas kursi di Legislatif (minimal 7 kursi, di kabupaten/kota khususnya Kalsel) ini sudah dipastikan dapat mengusung sendiri Calon Kepala Daerah tanpa harus berkoalisi dengan Parpol lain. Kalaupun nanti berkoalisi dengan Parpol lain ini dikarenakan untuk lebih menambah elektabilitas Calon untuk bisa terpilih.


    Baca juga : Lolosnya Pasangan 2B Akan Mempersengit Pilkada Kotabaru 2020.

    Apakah Parpol akan mengusung kadernya untuk berlaga di Pilkada ? 

    Jawabannya bisa ya, tapi bisa juga tidak, kenapa ? 
    Kalau Parpol mengusung kadernya sendiri, ini memang sudah seharusnya dilakukan oleh Parpol yang memang yakin terhadap kader yang telah dibina untuk waktu yang tidak lama. Tapi bila Parpol itu malah mengusung Calon yang sama sekali bukan kadernya, orang lain yang dengan sebab-sebab tertentu 'dibusanai seragam Parpol', maka itu artinya Parpol tersebut tak punya kepercayaan, keyakinan dan bahkan apresisasi terhadap kadernya sendiri.

    Kalau Parpol mengusung Calon yang bukan kadernya sendiri untuk berlaga di Pilkada, maka dapat diprediksi Parpol yang sedemikian itu tak memiliki akar kuat di masyarakat. Dan akan menimbulkan 'blunder', dimana nantinya warga pemilih tak lagi punya kepercayaan terhadap Parpol tersebut dan bahkan kadernya sendiri pun akan berpikir untuk lompat pagar keluar.

    Bagamiana mungkin masih tetap memilih Parpol yang terhadap kadernya saja tak percaya untuk berlaga di Pilkada, malah memilih mengusung orang lain yang mungkin oleh sebab diantaranya banyak modal (duit), dekat dengan kekuasaan baik pemerintahan maupun kalangan pengusaha, dan lainnya terkait kepentingan pihak-pihak tertentu yang bermaksud melanggengkan eksisitensi mereka.

    Parpol yang tak mengusung kadernya sendiri di Pilkada; ini patut menjadi pemikiran dan pertimbangan para warga pemilih (massa mengambang), warga pemilih yang cerdas dan kritis bukan warga pemilih yang 'mata duitan' yang hak pilih dan suara mereka dihargai dengan beberapa ratus ribu rupiah. 

    Maka jadilah pemilih cerdas jika menginginkan Pilkada menghasilkan Kepala Daerah yang baik, paling tidak yang terbaik diantara yang buruk. (ISP)


    -------------------------------

    *[Infokus], merupakan tulisan berupa opini yang dikembangkan oleh Media ini. Dasar penulisan opini adalah Pasal 5 Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pres; "Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah."

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...