Pandemi Covod-19 yang saat ini masih juga belum ada tanda-tanda menurun secara grafis yang berefek pada ekonomi kehidupan masyarakat memang cukup terasa.
Namun bagi Desa Bumi Asih Kelumpang Selatan Kotabaru hal itu tidak terlalu berdampak.
Produksi pertanian padi sawah justru meningkat bahkan surplus. Dengan hasil panen 8 ton per hektarnya membuat Desa Bumi Asih menjadi satu desa yang memiliki ketahanan pangan yang cukup baik.
Di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Supardi, Desa Bumi Asih yang memiliki penduduk 228 KK atau 669 jiwa ini berhasil memberdayakan potensi sumber daya manusia dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desanya.
Pandemi covid-19 bukan menjadi alasan bagi warga Desa Bumi Asih untuk tidak bercocok tanam. Begitu juga dengan tingkat kesejahteraan warga Desa Bumi Asih terlihat cukup sejahtera. Ini terlihat dari tidak ada warga yang menerima BLT DD seperti di banyak desa lainnya.
Hanya ada 60 orang penerima BST Kemensos yang menerima bantuan. Pihak desa juga melaksanakan musyawarah bersama perangkat RT yang dihadiri pihak Kecamatan dan Polsek untuk menerima saran bila masih ada warga yang belum "tercover" bantuan BST Kemensos.
Pihak desa melalui Kepala Desa mempersyaratkan bantuan BLT DD dengan kreteria di bawah dari kriteria BST namun tidak ada perangkat desa yang mengajukan. Begitu pula saat syarat disetarakan dengan kriteria BST tidak ada juga warga yang mengajukan bantuan hingga syarat diambil diatas dari kriteria BST pun tidak ada warga yang mengajukan.
Dari sini bisa terlihat tingkat kesejahteraan dan kesadaran warga Desa Bumi Asih cukup tinggi. Tidak seperti di desa-desa lain yang "ngantri" mau menerima bantuan bahkan hingga ada yang ribut gara-gara tidak menerima bantuan padahal sudah menerima bantuan yang lainnya dan tingkat kehidupannya sudah cukup baik.
Dari sini bisa terlihat tingkat kesejahteraan dan kesadaran warga Desa Bumi Asih cukup tinggi. Tidak seperti di desa-desa lain yang "ngantri" mau menerima bantuan bahkan hingga ada yang ribut gara-gara tidak menerima bantuan padahal sudah menerima bantuan yang lainnya dan tingkat kehidupannya sudah cukup baik.
Inilah profil desa yang benar-benar tangguh, tangguh ketahanan pangan, tangguh kesadaran, tangguh kepedulian, tangguh kekeluargaan serta tangguh beradministrasi.
"Saya tidak berani mengada-adakan bantuan yang memang tidak ada lagi yang perlu diberi bantuan karena sudah "tercover" melalui BST," kata Supardi. (DBG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.