[Infokus] Belajar Online, Pak Presiden Beri Kami Kuota Internet - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Selasa, 28 Juli 2020

    [Infokus] Belajar Online, Pak Presiden Beri Kami Kuota Internet

    courtesy : marketeers
     
    Kondisi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan membuat tak sedikit orang sudah merasa jengkel terutama terhadap sekolah yang masih juga belum dibuka secara normal seperti semula.


    Tak sedikit ibu rumah tangga yang mendadak jadi guru bagi para anaknya terutama yang masih duduk di TK dan SD, sementara para suami tak mungkin mengajari anak-anak mereka karena sibuk berkerja mencari penghasilan.

    Anda perlu mencetak spanduk, baliho, banner, bermacam stiker, bikin ID Card, sablon & lainnya, klik foto ini untuk pesan

    Sekolah secara virtual dan online tidak saja membuat bertambahnya pekerjaan para ibu rumah tangga tapi juga membuat pusing para suami yang mesti mencarikan uang untuk agar selalu bisa membeli kuota internet agar anak-anak mereka tetap bisa mengikuti pelajaran dari rumah.

    Tak sedikit pula keluarga tidak dan kurang mampu yang harus berjuang membeli smart phone agar anak-anak mereka bisa ikut belajar secara virtual dan online, agar tak ikut 'nebeng' ke smart phone tetangga mereka (itupun kalau tetangga mau).

    Tragis. Ironis.
    Tragis dikarenakan sistem belajar mengajar meski canggih tapi berbiaya cukup tinggi sementara tingkat perekonomian warga masih banyak yang kembang kempis. Pemerintah membuat sistem yang menyangka itu adalah solusi namun justru membuat masalah baru; terkecuali Pemerintah menggratiskan kuota internet agar para orangtua tak terbebani.

    Ironis.
    Dikarenakan meski sudah belajar bukan di dalam bangunan sekolah dan bertatap muka langsung dengan para guru, tapi tetap juga harus membeli buku pelajaran yang semua itu ditukar dengan duit bukan gratis.

    Berapa juta rakyat negeri ini yang harus berbagi keperluan antara untuk makan dengan membeli kuota internet ataupun terpaksa harus membeli ponsel yang semula cukup sesuai kebutuhan menelpon dan kirim pesan menjadi ponsel canggih atau smart phone yang harga cukup aduhai bagi kantong warga tidak dan kurang mampu. 

    Pemerintah mestinya segera mengambil langkah agar mengatur protokol kesehatan bagi para anak sekolah agar mereka dapat kembali ke sekolah seperti sediakala bukan malah memikirkan hal lain, karena jumlah anak sekolah di seluruh negeri ini bukan sedikit.

    Ironis. Berbagai fasilitas umum banyak yang sudah dibuka normal tapi sekolah tidak. Ini menjadi pertanyaan banyak sekali kepala. Apakah menunggu sampai ditemukannya vaksin atau obat untuk COVID-19 ? Sampai kapan ? Sampai rakyat menyerah dan tunduk tak berdaya ? Ayo kita cari jawabannya masing-masing. Atau......Yang Mulia Pak Presiden, berikan kami kuota internet. (Red)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...