Rumput Jepang.
Begitulah para orangtua di kampung dulu menyebutnya. Kini sebutannya bergeser ke Tali Rafia. Alat pengikat yang penggunaannya praktis dan harganya pun terjangkau oleh kalangan mana pun.
"Per gulung saya jual seharga Rp 2 ribu. Dijual berkeliling ke kios-kios," ungkap Mas Puh, penjual tali rafia keliling dengan sepeda motor.
Mas Puh inipun cerita banyak terkait barang jualannya yakni si Rumput Jepang atau Tali Rafia ini. Ia mengaku sudah berjualan tali rafia keliling sejak tahun 2003 hingga sekarang.
Begitulah para orangtua di kampung dulu menyebutnya. Kini sebutannya bergeser ke Tali Rafia. Alat pengikat yang penggunaannya praktis dan harganya pun terjangkau oleh kalangan mana pun.
"Per gulung saya jual seharga Rp 2 ribu. Dijual berkeliling ke kios-kios," ungkap Mas Puh, penjual tali rafia keliling dengan sepeda motor.
Mas Puh inipun cerita banyak terkait barang jualannya yakni si Rumput Jepang atau Tali Rafia ini. Ia mengaku sudah berjualan tali rafia keliling sejak tahun 2003 hingga sekarang.
"Dulu dari tahun 2003 hingga 2009 saya berjualan di Samarinda, tapi sejak 2009 hingga kini berjualan di Tanah Bumbu dan sekitarnya, yah.....sudah 17 tahunan pekerjaan ini saya lakukan. Hasilnya lumayan, kini sudah bisa nyicil perumahan tidak ngontrak lagi," ungkap Mas Puh terkait pekerjaannya.
Menurut Mas Puh ini, barang jualannya ini ia beli langsung dari pabriknya di Surabaya, dibawa menggunakan ekspedisi Tanah Bumbu. Ia membeli biasanya sebanyak 1 ton, kemudian pengemasan berupa gulungan dilakukan sendiri setelah barang diterima di tempat.
Simak ini :
"Beli barang biasanya 1 ton, ga tentu bisa sebulan atau lebih tergantung aoakah barang masih ada atau sudah habis laku. Tali rafia digulung sendiri di rumah, tapi saya memperkerjakan orang hingga 4 orang untuk menggulung tali tersebut. Lumayan bisa memberi pekerjaan ke ibu rumah tangga daripada mereka hanya 'ngerumpi' saja," ujar Mas Puh.
Masih menurut Mas Puh, ia berjualan keliling tali rafia ini tidak setiap hari, tapi bisa 2 hari atau 3 hari, tergantung cuaca, karena sesekali ia bisa berjualan kel l;uar daerah Tanah Bumbu seperti ke wilayah Kotabaru.
"Biasanya jualan ke Lontar kalau cuaca memungkinkan. Akhir-akhir ini kan sering hujan. Biasanya saya jualan ke arah Lontar itu menjelang lebaran," ujar Mas Puh.
Tali Rafia atau Tumput Jepang ini banyak punya keguanaan untuk ikat mengikat (tidak untuk mengikat janji) antara lain untuk mengikat kardus, mengikat bungkus makanan seperti jenis buras/lepat, soko tumbu, mengikat karung, bisa pula untuk yang lain seperti tali jemuran dan lainnya asal jangan digunakan untuk mengikat leher untuk gantung diri, hehehe........
"Selama pandemi COVID-19 ini penjualan saya jadi berkurang, kira-kira berkurang 25 persen dari sebelumnya," tutup Mas Puh. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.