Satu diantara usaha yang terimbas dan terdampak pandemi COVID-19 adalah bidang jasa penginapan; losmen dan hotel.
Sebut saja hotel GS di Kotabaru, yang merupakan hotel berkelas di ibukota kabupaten itu. Sejak pandemi COVID-19 tingkat hunian merosot bahkan menukik turun tajam hingga hanya bersisa 20 persen.
"Rata-rata per hari tingkat hunian cuma 10 kamar sejak kondisi pandemi COVID-19 ini. Pernah terisi 20 kamar itupun hanya 1 hari karena ada acara dari satu instansi," ungkap seorang petugas front office hotel GS.
Meski demikian hotel tersebut tetap memberikan pelayanan seperti sebelumnya, hanya saja untuk sarapan pagi tamu diantar langsung ke kamar selama pandemi COVID-19. Hotel yang menyediakan 50 kamar ini memasang tarif kamar dari yang terendah seharga Rp 350 ribu hingga yang paling mahal di harga Rp 1.5 juta per malam.
"Yang paling mahal itu cuma 1 kamar, president suit," tutup petugas itu.
Sementara hotel lainnya semisal hotel P yang berseberangan dengan RSUD Kotabaru digunakan oleh Pemkab setempat sebagai karantina bagi terpapar COVID-19. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.