Ribut Giyono |
"Anak itu mendaftar di Batulicin misalnya tetapi langsung masuk ke SMKN 2 sekaligus juga masuk ke server Dinas Pendidikan Propinsi," ungkap Ribut Giyono, Kepala SMKN 2 Tanah Bumbu.
Namun menurut Ribut, meskipun pendaftaran dilakukan secara online tapi sekolah yang dipimpinnya punya 4 indikator kekhususan dalam penerimaan murid baru.
Nah apa 4 indikator kekhususan itu, yakni; (1) anak yatim dan yatim piatu wajib masuk kalau mendaftar; angkanya biar merah semua asalkan memiliki ijazah setingkat SLTP/sederajat ataupun ijazah Paket B, (2) Lulusan dari Sekolah Luar Biasa (SLB), (3) anak penyandang cacat (disabilitas, istimewa, Red); meskipun nilainya berantakan, dan (4) anak yang mogok (ngambek, Red) sekolah.
"Misalkan ada anak yang lulus SLTP/Sederajat tahun lalu atau beberapa tahun lalu tapi tak mau sekolah mungkin karena sesuatu hal; membantu orangtuanya, tapi karena melihat teman-temannya sekolah maka ia pun kepingin lagi bersekolah, tanpa syarat apapun akan diterima asalkan ijazah SLTP-nya tahun 2019 dan 2018. Dan ke 4 indikator tersebut bebas memilih jurusan," tambah Ribut.
Kemudian ditambah pula meski tak tertera pada ke 4 indikator kekhususan itu adalah anak yang berasal dari wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
"Misalkan ada anak yang tinggal di wilayah perbatasan di pelosok yang jauh dan ingin bersekolah. Anak ini tak hanya diterima dengan mudah di SMKN 2 tapi juga dibantu sekolahnya; tempat tinggal (rumah) disewakan, kebutuhan hidupnya dipenuhi, karena SMKN 2 itu ingin anak-anak itu sama haknya dengan yang tinggal di wilayah perkotaan. Jangan dikarenakan tinggal di tempat terpencil sehingga sekolah sulit dan mendaftar tak diterima serta untuk transportasi tak ada biaya. Anak yang berasal dari wilayah 3T jika punya ijazah SLTP/sederajat, ada keterangan RT dan Kepala Desa maka akan diterima," ujar Ribut.
Ditambahkannya pula, tak saja diterima tapi juga dibantu biaya akomodasi, konsumsi dan biaya sekolah selama 3 tahun. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.