"Paling-paling para pedagang lapak yang buka hari ini hanya bermaksud memenuhi syarat pendaftaran oleh pihak Pengelola Pasar agar mereka tak kehilangan tempat. Karena mereka sudah terbiasa membuka lapak dan memasarkan dagangan mereka secara berpindah ke beberapa pasar baik di Tanah Bumbu maupun Kotabaru."
Itulah ungkapan beberapa pedagang yang mangkal di kios-kios di Pusat Niaga Bersujud atau Pasar Minggu yang telah diresmikan dan dijadikan sebagai pusat pasar harian beberapa hari lalu.
Hari ini Selasa (23/06/20) tampak beberapa pedagang lapak yang membuka dagangan mereka terutama para penjual pakaian, padahal mereka itu biasanya hanya mangkal di Pasar Minggu 1 kali dalam seminggu yakni pada Sabtu Sore, Sabtu Malam hingga Minggu Siang.
"Berat memang untuk menjadikan Pasar Minggu ini menjadi pusat pasar harian, dikarenakan adanya beberapa pasar yang saling berdekatan terutama Pasar Harian milik swasta yang berada di kawasan jalan Pelabuhan Speedboat," ungkap seorang warga.
Rasa pesimis warga terutama para pedagang di Pasar Minggu sangat beralasan dikarenakan sudah cukup lama Pusat Niaga Bersujud yang bangunannya peninggalan dari Pemkab Kotabaru itu sepi pedagang. Faktanya terdapat 3 blok di Pasar Minggu ini yang hanya ditempati oleh beberapa pedagang itupun di lantai dasar.
Tak cuma kios-kios di Pasar Minggu yang banyak tak dibuka oleh para pedagang, juga kios-kios yang berada di Taman Edukasi (Education Park) yang hanya berjarak beberapa langkah dari Pasar Minggu.
Untuk menjadikan baik Pasar Minggu maupun Taman Edukasi ramai; bukan perkara mudah tampaknya oleh Dinas terkait yakni Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagri) Kabupaten Tanah Bumbu, apalagi jika aturan untuk penempatan para pedagang yang ingin menggunakan kios tak dipermudah.
Berbeda dari pasar induk yang ada di kabupaten tetangga Kotabaru. Di Kotabaru pasar induknya ramai dipenuhi oleh para pedagang dikarenakan memang disana cuma terdapat satu-satunya pasar. Kondisi tersebut berbeda dari yang dialami oleh Pusat Niaga Bersujud, dimana terdapat beberapa pasar sejenis yang jaraknya cuma ratusan meter misalkan Pasar Kamis yang berlokasi di Kelurahan Batulicin, Pasar Harian di Desa Sejahtera Kecamatan Simpang Empat, Pasar Ampera dan Pasar Sabtu di Kelurahan Tungkaran Pangeran Kecamatan Simpang Empat, dan Pasar Kodeco di Desa Gunung Antasari Kecamatan Simpang Empat, ini belum ditambah dengan banyaknya toko, ruko, swalayan dan minimarket di sepanjang tepi jalan protokol di dalam Kota Simpang Empat.
Pemkab Tanah Bumbu sepertinya mesti memutar otak dan menemukan cara yang benar-benar tepat dan efektif untuk dapat menjadikan Pasar Minggu sebagai pusat pasar harian. (Red)
Itulah ungkapan beberapa pedagang yang mangkal di kios-kios di Pusat Niaga Bersujud atau Pasar Minggu yang telah diresmikan dan dijadikan sebagai pusat pasar harian beberapa hari lalu.
Hari ini Selasa (23/06/20) tampak beberapa pedagang lapak yang membuka dagangan mereka terutama para penjual pakaian, padahal mereka itu biasanya hanya mangkal di Pasar Minggu 1 kali dalam seminggu yakni pada Sabtu Sore, Sabtu Malam hingga Minggu Siang.
"Berat memang untuk menjadikan Pasar Minggu ini menjadi pusat pasar harian, dikarenakan adanya beberapa pasar yang saling berdekatan terutama Pasar Harian milik swasta yang berada di kawasan jalan Pelabuhan Speedboat," ungkap seorang warga.
Rasa pesimis warga terutama para pedagang di Pasar Minggu sangat beralasan dikarenakan sudah cukup lama Pusat Niaga Bersujud yang bangunannya peninggalan dari Pemkab Kotabaru itu sepi pedagang. Faktanya terdapat 3 blok di Pasar Minggu ini yang hanya ditempati oleh beberapa pedagang itupun di lantai dasar.
Tak cuma kios-kios di Pasar Minggu yang banyak tak dibuka oleh para pedagang, juga kios-kios yang berada di Taman Edukasi (Education Park) yang hanya berjarak beberapa langkah dari Pasar Minggu.
Untuk menjadikan baik Pasar Minggu maupun Taman Edukasi ramai; bukan perkara mudah tampaknya oleh Dinas terkait yakni Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagri) Kabupaten Tanah Bumbu, apalagi jika aturan untuk penempatan para pedagang yang ingin menggunakan kios tak dipermudah.
Berbeda dari pasar induk yang ada di kabupaten tetangga Kotabaru. Di Kotabaru pasar induknya ramai dipenuhi oleh para pedagang dikarenakan memang disana cuma terdapat satu-satunya pasar. Kondisi tersebut berbeda dari yang dialami oleh Pusat Niaga Bersujud, dimana terdapat beberapa pasar sejenis yang jaraknya cuma ratusan meter misalkan Pasar Kamis yang berlokasi di Kelurahan Batulicin, Pasar Harian di Desa Sejahtera Kecamatan Simpang Empat, Pasar Ampera dan Pasar Sabtu di Kelurahan Tungkaran Pangeran Kecamatan Simpang Empat, dan Pasar Kodeco di Desa Gunung Antasari Kecamatan Simpang Empat, ini belum ditambah dengan banyaknya toko, ruko, swalayan dan minimarket di sepanjang tepi jalan protokol di dalam Kota Simpang Empat.
Pemkab Tanah Bumbu sepertinya mesti memutar otak dan menemukan cara yang benar-benar tepat dan efektif untuk dapat menjadikan Pasar Minggu sebagai pusat pasar harian. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.