[Infokus] Banjir, Peristiwa Alam Yang Difasilitasi Manusia - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Sabtu, 20 Juni 2020

    [Infokus] Banjir, Peristiwa Alam Yang Difasilitasi Manusia

    Banjir......!!!

    Hujan lebat beberapa jam dipastikan ada kawasan baik di Tanah Bumbu maupun Kotabaru yang kebanjiran.

    Penyebab kebanjiran disebabkan oleh air hujan itu pun tertuju ke 2 arah yang banyak disepakati oleh kebanyakan warga Tanah Bumbu dan Kotabaru yakni ikut andilnya pertambangan dan perkebunan. Karena 2 aktivitas tersebut sama-sama membabat hutan dan menghilangkan pepohonan sebagai penyerap air.

    Hari ini kawasan Desa Sekapuk Kecamatan Satui Tanah Bumbu kebanjiran; air hujan menggenangi jalan umum yang berada di dataran rendah, jalan umum propinsi akses dari Kotabaru dan Tanah Bumbu ke ke wilayah Tanah Laut dan Banjarmasin. Bukan cuma di Sekapuk di dalam kota Batulicin dan Simpang Empat pun tak jarang kebanjiran jika diguyur hujan terus menerus dalam hitungan jam, sebut saja di kawasan Jalan Transmigrasi Plajau dan Jalan Borneo Simpang Empat serta di Jalan Dharma Praja Gunung Tinggi arah ke perkantoran Bupati Tanah Bumbu yang nyaris setiap hari dilewati para Pejabat.

    Di Kotabaru; di ibukota kabupaten yang berada di daratan Pulau Laut yang dikelilingi Selat Laut, Selat Makassar dan Laut Jawa ini; pun tak luput dari yang namanya kebanjiran jika hujan terus menerus dalam hitungan berjam-jam disertai naik pasangnya air laut dari Selat Laut. Objek Wisata Taman Siring Laut yang berada persis di seberang Kantor Bupati dan Gedung DPRD Kotabaru ini pun kebanjiran. Kemudian kawasan Jalan Singabana dan Km 2 dimana terdapat beberapa kantor pemerintah pun tak luput dari kebanjiran, serta di kawasan Sungai Paring, Sebelimbingan dan Selaru.


    Tudingan kebanyakan warga terhadap perkebunan dan pertambangan sebagai ikut andil terhadap penyebab kebanjiran; terasa tak bisa dinafikan apalagi dianggap gerutuan dan omelan sampah, karena memang secara langsung warga yang terkena dampak dan menjadi saksi atas penggarapan sumber daya alam yang serampangan dan kurang ramah lingkungan.


    Pengrusakan alam tak bisa semua ditudingkan ke para perusahaan yang beraktivitas baik di bidang perkebunan dan pertambangan, karena tak sedikit dari perusahaan itu yang juga peduli, memprogramkan dan menganggarkan sejumlah dana untuk pelestarian dan perbaikan lingkungan hidup, juga bisa ditudingkan kepada oknum di masyarakat sendiri yang kurang sadar lingkungan semisal melakukan aktivitas penebangan hutan meski dengan dalih cari makan, melakukan ladang berpindah, sampai membuang sampah sembarangan ke sungai-sungai sehingga terjadi pendangkalan dan berisiko meluap dan banjir. 

    Banjir.
    Intinya adalah kepedulian semua pihak tidak sama pemerintah, perusahaan tapi juga warga hingga ke tingkat individu untuk bersama menjaga, melestarikan alam, berupaya melakukan pencegahan terhadap pengrusakan alam. Yang juga perlu diingatkan adalah upaya-upaya pelestarian dan perbaikan alam oleh berbagai pihak tak bersifat 'panas tahi ayam', yakni program yang hanya dilaksanakan jika menyangkut moment dan peringatan tertentu saja. (Red)

    ----------©----------
     

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...