Pandemi Virus Corona (COVID-19) yang mendunia menyita perhatian setiap orang di planet bumi ini, dari yang menganggapnya sebagai masalah yang sangat serius, menganggapnya biasa, acuh hingga terdapat yang menyepelekan dan menganggap sebagai cara Tuhan menetapkan jalan kematian yang mana tak seorang pun dapat menghindarinya (fatalis).
----------©----------
COVID-19 berhasil memporakporandakan berbagai tatanan kehidupan manusia dari yang paling pokok yakni primer; masalah kesehatan, hajat hidup hingga masalah keyakinan dan agama.
Saat ini Tuhan menunjukkan kekuasaanNya, superioritasNya kepada makhluk yang bernama manusia yang didapuk sebagai ciptaan paling sempurna diantara semua makhluk ciptaan lainnya. Manusia yang tak jarang lupa akan hakikat kemakhlukannya (creating, to be created); terlalu berlebihan menganggap diri bisa menyaingi Sang Creator (Causa Prima).
"Tak Kuberi ilmu kepada manusia kecuali hanya sedikit."
Itulah Tuhan membahasakan tentang ilmu yang diberikan kepada manusia, limited, terbatas, tak akan pernah bisa menyamai luasnya ilmu Tuhan.
Kealpaan manusia kepada keberadaan Tuhan terkadang tak cuma menyangkut kewajiban manusia untuk tunduk menyembah kepada Sang Khalik, tapi juga melupakan keilmuan Tuhan, kemahakuasaan Tuhan, dan kemahaberkehendak Tuhan.
"Tak Kuciptakan jin dan manusia terkecuali hanya untuk sujud menyembah kepadaKu."
Ketaatan manusia kepada Tuhan seolah memiliki siklus yang selalu berulang. Tuhan mengazab manusia di era Nabi Nuh AS dengan mengirim banjir besar dan hanya menyelematkan segelintir manusia. Tuhan menghancurkan kota Sodom dan Gomora di era Nabi Luth AS. Mengazab Bani Israel dengan air darah dan mengutuk mereka menjadi monyet di jaman Nabi Musa AS.
Tuhan pun menurunkan azabNya yang menyedihkan dan memalukan kepada pribadi yang jumawa dan sombong. Mempermalukan Nymrod (Namrudz) dengan mengirim seekor lalat kecil untuk membunuh Raja lalim mengaku Tuhan itu. Menenggelamkan Pharao (Firaun) Ramesses II di Laut Merah yang juga 11-12 dengan Nymrod. Mengubur Qarun bersama hartanya ke dalam perut bumi.
Tuhan adalah Perencana Yang Sangat Teramat Profesional, Sang Sutradara yang tak butuh piala Oscar, piala Citra dan piala apapun juga. Tuhan memiliki hak prerogatif mutlak dan absolut atas apapun di alam semesta tanpa seorang pun yang dapat mempengaruhi rencana dan keputusanNya.
Tuhan kiranya saat ini sedang mempermalukan para manusia modern yang berada di peradaban canggih ini hanya dengan mengirimkan makhluk yang jauh sangat amat kecil daripada Lalat Pembunuh Nymrod.
Lihatlah dan rasakan sendiri betapa kita manusia tak berkutik. Lantunan doa yang bergema dari bumi memenuhi angkasa pun belum sanggup menghentikan pandemi COVID-19. Upaya dan usaha masih terus berlanjut hingga saat ini untuk melawan ujian Tuhan ini kalau tak ingin disebut peringatan apalagi azab.
Apakah Tuhan tak sayang kepada manusia yang didapukNya sendiri sebagai khalifah di bumi ?
Bukan. Justru Tuhan sangat sayang kepada kita sehingga menurunkan peringatan, warning, entahlah apakah ini warning I, warning II ataupun warning berikutnya. Semoga saja lantunan doa-doa ikhlas dan tawadhu dari para manusia beriman mampu melunakkan keinginan Tuhan agar pandemi ini cepat berakhir.
Tuhan, Allah kami, sudah cukup Engkau permalukan kami dengan peringatanMu ini. Ampunilah kami semua yang selalu salah dan tak jarang sengaja mengingkari segala aturanMu, perkenankanlah doa dan permohonan kami, tunjukkan kami jalanMu yang lurus dan Kau ridhai......(ISP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.