"Apa saya harus terkena positif COVID-19 dulu baru orang bank dan dealer sepeda motor itu berhenti menagih."
----------©----------
Itulah gumaman kesal seorang warga yang ada sangkutan angsuran di satu bank pemerintah dan angsuran kredit sepeda motor.
Gumaman tersebut boleh jadi mewakili banyak orang yang mengalami kondisi yang sama di saat kondisi darurat pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia.
"Kalau cuma yang sudah jelas terpapar COVID-19 saja yang dapat dispensasi, ini jelas tak realistis dan tidak adil. Semua orang ikut terkena dampak apakah ia positif COVID-19 maupun yang belum," ungkap seorang warga lainnya.
Menurut warga lainnya pula, semestinya pemerintah sebelum membuat pernyataan soal dispensasi maupun penangguhan angsuran bank ataupun angsuran kredit kendaraan bermotor; sudah terlebih dulu matang dan sudah ada pula kesepakatan dengan pihak terkait yakni bank dan lembaga fidusia, jadi tak terkesan seolah janji politik yang kurang jelas pelaksanaannya.
"Semua terkena dampak, jadi tak perlu pilih-pilih. Pihak pemerintah harus jelas dan tegas terhadap pihak bank dan fidusia untuk mematuhi kebijakan pemerintah, dan menyiapkan sanksi jika melanggar yakni melakukan penagihan," ujar warga pula.
"Kita ini bukan PNS maupun Pejabat Publik yang biar tak berkerja tapi gaji bulanan dan tunjangan tetap jalan," kesal seorang warga.
Itulah keluhan yang sangat manusiawi yang sangat perlu dan serius diperhatikan oleh pemerintah jika pemerintah ingin memanusiakan rakyatnya.
Rakyat tentu akan patuh dengan apa saja kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 apakah itu social distancing, physical distancing apalagi di rumah saja alias stay at home asalkan pemerintah bisa bertindak jelas dan tegas menyangkut kebutuhan mereka.
"Jika saya hanya berdiam diri di rumah saja, kebutuhan hidup saya bagaimana, angsuran bank dan angsuran kendaraan bermotor siapa yang bayar ?"
Itu pertanyaan lugas dan tegas yang faktual dan tak bisa dihindari oleh siapa saja yang tiap kebutuhan hidupnya tak ditanggung oleh pemerintah.
Jadi pilihan saat ini memang ada di pihak pemerintah agar pandemi COVID-19 ini cepat berakhir. Sementara rakyat yang kebanyakan adalah golongan ekonomi menengah ke bawah cuma punya pilihan; mati terpapar COVID-19 atau mati kelaparan dengan berdiam diri di rumah saja. Dan......stres dengan berbagai tagihan dari sana sini. (ISP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.