Ada yang menarik yang dapat disimpulkan dari momen pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah yang diusung oleh PDIP untuk Pilkada Tanah Bumbu dan Kotabaru. Menbandingkan antara pasangan M. Syafruddin H. Maming (Cuncung) - Andi Rudi Latif dengan pasangan dr. Zairullah Azhar - Zulkipli, AR.
----------©----------
Cuncung H. Maming tak dapat disangkal cukup dikenal di wilayah Tanah Bumbu, ini tentu saja dengan tambahan atau menyandang nama H. Maming di belakangnya. Dikenal dalam arti oleh masyarakat semua kalangan terutama di tingkat grass root.
Ini berbanding terbalik dari pasangannya, Andi Rudi Latif. Tak sedikit yang bertanya-tanya siapa sosok ini terutama para Netizen yang aktif di dunia maya (media sosial).
Lalu sosok dr. Zairullah Azhar, yang Mantan Bupati Tanah Bumbu ini tak cuma dikenal di wilayah yang bekas dipimpinnya tapi juga di Kotabaru. Ini terbukti ia terpilih 2 kali menjadi Anggota DPR RI yang para pemilihnya adalah termasuk warga Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Kemudian pasangan dr. Zairullah Azhar, yakni Zulkipli, AR, warga Kotabaru terutama di daratan Pulau Laut setidaknya mengenal sosok Ketua DPC PDIP Kotabaru yang Mantan Direktur PDAM dan aktif sebagai penggiat pendidikan.
"Siapa itu Andi Rudi Latif ?" tanya seorang Netizen, yang kemudian dijawab oleh Netizen lainnya, "orangnya H. Isam."
Hanya sebatas itu pengetahuan orang terkait sosok Andi Rudi Latif.
Dan yang agaknya menarik perhatian adalah penampilan Andi Rudi Latif saat menghadiri pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah; memakai pakaian warna hitam yang nampak kontras diantara dominasi pakaian warna merah warna khas PDIP.
Ini berbeda dari penampilan dr. Zairullah Azhar yang meskipun kader PKB yang identik dengan warna hijau namun ia menggunakan baju merah menyesuaikan dengan dominasi warna para Bakal Calon Lainnya.
"Pak Zairullah itu jelas-jelas orang PKB tapi beliau mau memakai baju merah sebagai penghormatan kepada PDIP yang mengusungnya," ungkap seorang kader PDIP.
Dari sikap penampilan dr. Zairullah Azhar itu bisa ditarik kesimpulan kalau ia sangat apresiatif terhadap kondisinya, menunjukkan diri dan kelasnya sebagai seorang politisi santun.
"Tak dikenal bukan berarti tidak ada yang bakal memilih, karena pilihan akan dapat jika saweran lancar," tulis seorang Netizen menyindir praktik money politic di tiap perhelatan baik Pemilu maupun Pilkada.
Ya, silakan saja, semua tergantung pribadi masing-masing apakah ingin Pilkada fair dan bersih, atau masih menganggap Pilkada adalah saatnya menjadi Golput alias Golongan Pencari Uang Tunai. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.