[Infokus] Mengubah Image Pulau Sembilan Sebagai Tempat Pengabdian ASN - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Selasa, 21 Januari 2020

    [Infokus] Mengubah Image Pulau Sembilan Sebagai Tempat Pengabdian ASN


    Kecamatan Pulau Sembilan atau lebih dikenal dengan Marabatuan (ibukota kecamatan) merupakan satu diantara kecamatan di wilayah administrasi Kabupaten Kotabaru sejak dulu. Kecamatan yang terdiri dari beberapa gugusan pulau ini berada di perairan Laut Jawa, atau merupakan batas wilayah Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Sumenep Jawa Timur di selatan.

    Jarak wilayah Kecamatan Pulau Sembilan dengan pusat kabupaten di Kotabaru memang cukup jauh karena dipisahkan oleh laut yang tak jarang berombak besar sehingga kapal kecil berpikir untuk mengambil risiko berlayar.

    Dulu, Pulau Sembilan seperti jadi momok mengerikan bagi ASN/PNS yang ditugaskan di kawasan gugusan pulau indah nan eksotik itu. Tapi tentu tak semua beranggapan begitu di era yang sudah cukup maju ini meski perkembangan di kawasan tersebut terbilang lamban.

    Memang sangat disayangkan begitu melekatnya sebagai tempat pembuangan hingga kita lupa jika disana ada ratusan kepala keluarga yang merupakan warga Kotabaru yang nota bene juga bagian dari NKRI.

    Warga Pulau Sembilan dan sekitarnya juga perlu pelayanan bukan diabaikan sebagai tempat pembuangan. Mereka juga ikut membayar pajak serta kewajiban lainnya sama seperti warga yang berada di Kecamatan lainnya. Sudah seharusnya warga disana mendapat perhatian lebih; pelayanan kesehatan, pendidikan dan keamanan. 

    Stigma sebagai daerah pembuangan harus diaingkarkan jauh-jauh. Mereka juga memberikan kontribusi saat pemilihan, suara mereka diperlukan namun stigma daerah pembuangan belum juga hilang.

    Pulau Sembilan, gugusan pulau yang eksotik dengan keberagaman hasil laut yang berlimpah. Bila semua pelayan publik merasa terbuang bila ditempatkan disana lalu siapa yang akan memberikan mereka pelayanan kesehatan, pendidikan dan keamanan.

    Minimnya prasarana kini sudah mulai terbuka, lintas laut sudah mulai aktif lalu dengan alasan apa daerah itu menjadi momok bagi pelayan publik kesana.

    Sangat disayangkan bila Pulau seperti Pulau Sembilan tersisih dan dianggap momok mengerikan. Bukankah semua pelayan publik memiliki kepatuhan terhadap aturan penempatan. 

    Pulau Sembilan bukan Digul seperti jaman penjajahan yang hanya sebagai tempat pembuangan para pembangkang dan tahanan politik kolonial. Apalagi seorang pelayan kesehatan mereka harusnya bangga dengan pengabdiannya disana. Toh pengabdian mereka sekarang ini tidak gratis.

    Tercatat dalam sejarah perjalanan pemerintahan Kabupaten Kotabaru terdapat seorang Camat yang cukup lama mengabdikan dirinya disana di era 1960-an. Adalah Arsyad Syamsu, seorang Anggota TNI yang mengemban tugas dwifungsi ABRI (saat itu) sebagai Camat di Pulau Sembilan hingga pensiun. Dan tak banyak orang tahu kini tentang Camat tersebut; dia lah ayah dari Mantan Bupati Tanah Bumbu, dr. Zairullah Azhar.

    Perlu membuang jauh image dab anggapan Pulau Sembilan bukan Digul seperti semasa jaman penjajahan Belanda. (DBG)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...