[Infokus] Desa Rampa Jadi Desa Pelangi Diantara Wacana dan Mimpi - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Senin, 06 Januari 2020

    [Infokus] Desa Rampa Jadi Desa Pelangi Diantara Wacana dan Mimpi


    Dalam upaya Pemerintah Daerah Kotabaru "jor-joran" mengembangkan potensi wisata sebagai satu dintara wajah baru perkembangan wisata Kotabaru sebenarnya patut diacungi jempol.

    Berbagai destinasi wisata sudah mulai dilihat dan dipromosikan bahkan di tingkat nasional.

    Wacana menjadikan Desa Rampa yang merupakan perkampungan nelayan yang dihuni mayoritas warga etnis Bajau Samah menjadi Desa Pelangi yang dilontarkan Bupati Kotabaru saat puncak acara Selamatan Leut Desember tahun 2019 perlu mendapat perhatian.

    Kehidupan sosial dan budaya warga nelayan Desa Rampa yang didominasi Suku Bajau Samah ini memang unik untuk diperhatikan. 

    Namun untuk menjadikan kawasan ini menjadi kampung pelangi sedikit menjadi pertanyaan. 
    Sampah yang masih menumpuk serta kurang teraturnya lingkungan bakalan menjadi "PR" yang panjang bagi dinas terkait.

    Apalagi tingkat kesadaran warganya masih dirasa kurang dalam menjaga kebersihan. Pemerintahan Desa juga masih belum maksimal beranjak menjadikan desa ini menuju sebagai Desa Pelangi.

    Penataan desa masih jauh dari harapan. Entah ini merupakan ketidakmampuan Kepala Desa dalam mengajak warganya menjaga kebersihan atau rencana ini tidak pernah disosialisasikan kepada masyarakatnya secara terbuka.

    Apabila rencana ini diserahkan kepada dinas terkait akan dikuatirkan akan menjadi proyek mubazir yang hanya menghamburkan anggaran yang tidak berbanding lurus dengan pemasukan daerah. 

    Sebaiknya Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Desa memberikan sosialisasi kepada warga desa tentang azas manfaat dari rencana dijadikan Desa Pelangi.

    Karena wacana menjadikan Desa Rampa menjadi Desa Pelangi bukan hanya sekedar wacana yang tanpa kajian yang nantinya hanya berakhir sebagai proyek gagal. Perlu seorang Kepala Desa yang memiliki inovasi dan kreativitas tinggi serta kepercayaan warga untuk mewujudkan wacana itu. (DBG)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...