CEO TALK 2020, Berbisnis Ulat Hongkong - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Rabu, 22 Januari 2020

    CEO TALK 2020, Berbisnis Ulat Hongkong

    Pada acara CEO Talk yang digagas oleh Pemuda Tani Indonesia di Smesco Jakarta, Senin (20/01/20) lalu, CEO Sugeng Jaya Farm, Hendra Koes berkesempatan membagi pengalamannya menggeluti bisnis pertanian kepada ratusan mahasiswa pertanian dari berbagai daerah yang berhadir. Ia mengajarkan bisnis Ulat Hongkong.
    Bisnis yang digelutinya sejak mahasiswa ini dimulai dari kamarnya. 

    “Saya dan beberapa teman memulai bisnis ulat dari kamar kos. Kami tidur sekamar dengan ulat," ungkapnya.

    Alumnus Institut Pertanian Bogor ini menerangkan, bisnis ulat dipilihnya karena belum banyak pesaing, lagipula pasarnya cukup baik. Pada tahun 2016 mereka memanen hasil pertama, dari situ berkembang terus, dan pada tahun 2017 memiliki 5 plasma dengan kapasitas produksi 10 ton per bulan yang masih jauh dari permintaan dan kebutuhan pasar yang sangat besar. 

    Di Sugeng Jaya Farm, makanan Ulat Hongkong diambil dari limbah sayuran di pasar. Kotorang Ulat Hongkon diolah sebagai pakan ternak. Mereka memproduksi 3 jenis produk yaitu Ulat Hongkong Segar, King Worm (Produk inovasi ulat tepung kering sebagai pakan hewan dan bisa meningkatkan produktivitas dan performa hewan dengan nutrisi tinggi dan lengkap), dan Super Feed untuk Rumininsia.

    Lebih jauh dia menjelaskan, Ulat Hongkong memiliki beberapa manfaat yaitu memiliki kandungan protein dan gizi yang baik; menjadi pakan burung, ikan, reptil, dan hewan peliharaan; bisa mengurai sampah organik dalam jumlah banyak. World Food Orgaganization (FAO) menyebut Ulat Hongkong sebagai pakan masa depan.

    Pebisnis berusia 23 tahun ini mengatakan, kebutuhan akan ulat tepung di seluruh daerah Indonesia sangat besar. Bahkan kebutuhan untuk daerah Jabodetabek mencapai 80 ton per bulan. 

    “Kebutuhan yang sangat besar ini menjadi peluang baik untuk pemuda tani," tandasnya.
    Wakil Ketua Pemuda Tani Indonesia, Yeremias Ndoen meminta kepada pemuda tani untuk belajar berbisnis dari sahabat muda diantaranya dari Mas Koes. 

    “Kita bisa belajar dari mas Koes tanpa modal, niat yang kuat, kini dngan bisnis Ulat Hongkong omset mencapai Rp 80 juta perbulan. Ia mampu melihat peluang dan mengubahnya menjadi keuntungan usaha. Ada banyak masalah-masalah pertanian yang belum terpecahkan dan bisa dijadikan peluang usaha. Mulailah dari kamar saudara," ujar Ndoen.

    Kegiatan CEO TALK 2020 Pemuda Tani Indonedia adalah kegiatan rutin yang bertujuan memberikan pemberdayaan kepada pemuda tani. Pada acara yang berlangsung di Smesco Indonesia ini, Pemuda Tani menghadirkan CEO terbaik yang sukses di bidang pertanian, CEO Tani Hub, CEO Nanobubble, CEO Sugeng Jaya Farm.

    CEO Talk 2020 ini berlangsung sehari penuh dengan dihadiri peserta Organisasi Pemuda Tani Indonesia, masyarakat umum, dan mahasiswa Jurusan Pertanian, Perikanan, dan Peternakan dari beberapa kampus se Jabotabek. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Harian Pemuda Tani Indonesia, Suroyo. 

    Acara CEO TALK 2020 Pemuda Tani Indonesia ini disponsori BNI, BRI, Perusahaan Gas Negara dan Pelindo II dan didukung oleh Pupuk Indonesia, Telkom Indonesia, dan Permodalan Nasional Madani. (Rel/Red)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...