Masih seputar Pulau Sebuku yang ratusan warganya tertimpa kebakaran memisahkan tempat tinggal dan harta benda.
Para relawan, donatur, penyumbang dan para peduli sontak bangkit rasa empati dan simpati mereka menggalang bantuan untuk para korban.
Terdapat media yang mengatakan musibah kebakaran di Pulau Sebuku tersebut merupakan kebakaran terbesar dalam sejarah di Kabupaten Kotabaru. Ah, terlalu berlebihan jika dibandingkan kebakaran yang menimpa ibukota kabupaten pada 1993.
Sudahlah, tak perlu berlebihan menulis sejarah biar sejarah itu sendiri yang terpendam di benak para mereka yang mengalaminya langsung.
Kita kembali ke fokus saja. Masalah dapur umum yang didirikan para relawan di Pulau Sebuku untuk melayani para korban. Tak sedikit ide yang mampir ke telinga kami yang mengatakan dapur umum itu idealnya dibagi-bagi di beberapa lokasi, jangan cuma 1. Karena tak cuma warga korban yang dilayani tapi juga para relawan yang berada di lokasi juga perlu diberi asupan makanan. Jika dapur umum cuma 1, maka semua terkonsentrasi kesana, dan akan memperlambat pelayanan, juga akan membuat beras-beras yang didrop ke lokasi menjadi menumpuk sehingga akan cepat rusak jika tak digunakan.
Nah, para pembaca sekalian, bagaimana pendapat Anda terkait masalah dapur umum ini, silakan beri komentar langsung di kolom di bawah ini. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.