[Editorial] Wakil Bupati Kotabaru Memang Tak Dianggap - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Sabtu, 06 Juli 2019

    [Editorial] Wakil Bupati Kotabaru Memang Tak Dianggap


    Ironi.

    Kata tersebut sangat tepat untuk menggambarkan keberadaan Wakil Bupati Kotabaru, Ir. Burhanuddin. Seperti layaknya judul lagu dari Pinkan Mambo 'Kekasih Tak Dianggap', begitulah kami menggambarkan Wakil Bupati yang secara de jure adalah sah sebagai pasangan Kepala Daerah tapi secara de facto tersisih.

    Sudah cukup lama warga Kotabaru mengetahui kalau Wakil Bupati tak lagi muncul bersamaan dengan Bupati, jangan secara nyata, di spanduk dan di baliho saja tidak.
    Dan kondisi tersebut seolah dilegitimasi oleh para sebagian insan pers atau Jurnalis/Wartawan yang bertugas di Kotabaru. Entah mereka lupa atau sekedar ikutan tak lagi menganggap keberadaan Wakil Bupati.

    Ini mereka buktikan dengan adanya spanduk Lomba Memancing yang dilaksanakan oleh Jurnalis Kotabaru dimana hanya memuat foto Bupati Kotabaru sendirian.

    "Payah juga kalau Jurnalis ikutan menganggap Wakil Bupati Kotabaru seperti tak ada. Atau karena cuma Bupati yang ikut membantu terlaksananya lomba sementara Wakil Bupati tidak," ungkap seorang Jurnalis ikut heran.

    Ditambahkan oleh Jurnalis yang getol menyoroti kondisi pemerintahan di Kotabaru ini; kalau yang ikut membantu lomba tersebut fotonya dimuat di spanduk, mestinya kan bukan cuma Bupati saja, muat juga mereka yang ikut membantu semuanya, atau tidak sama sekali cukup logo Saijaan saja.

    "Ini sama saja para Jurnalis yang menjadi panitia pelaksana lomba tersebut ikut menganggap Wakil Bupati memang dilupakan," tambah Jurnalis itu.

    Tragis.

    Kata ini pun patut disematkan ke Wakil Bupati Kotabaru. Dulu sebelum terpilih sebagai pasangan Kepala Daerah mereka jelas akur, namun di tengah jalan justru seperti pasangan pisah ranjang.

    Dan ingat, usai membaca semua isi tulisan ini; camkan dalam benak Anda kalau ini bukanlah berita tapi opini yang ditulis berdasarkan kondisi faktual dan analisa penulisnya. Biasakan membedakan antara berita dan opini agar bisa sedikit cerdas menyimak setiap tulisan, terimakasih. (ISP)

    1 komentar:

    1. sbagai seorg rakyat jelata seperti saya ini yg dgn kesederhanaan kalau boleh istilah sederhana tsb mewakili kecetekan berfikir saya yg menjadi wajar karena perjlnan pendidikan saya ditigkat lanjutan hanya berstandar Paket C dan tak tembus ke bangku kuliah ( berharap dpt kemakluman blmn taiada hasilkan bobot kwaliatas trhdp pemikiran saya ) jika dihadapkan pd kedisharmonisan pucuk pimpinan dengan sparing partnernya. fakta yg dapat bersama kita lihat secara kasat mata kedisharmonisan tersebut gamblang dalam pandangan publik dan tak bisa diingkari. Meski saya dan tak sedikit publik tidak secara live saksikan langsung kedisharmonisan verbal tapi sinyalemen kuat mudah ditangkap dalam fikiran saya. beberapa sinyalemen tsb antara lain dalam baner baner terpampang yg seyogyanya tak patut tuk dipertontoonkan secara vulgar. diakui atau tidak pd expo pameran d hari jd kotabaru baner baner yg terpampang hanya seorang Bupati didampingi oleh Sekda, hal tsb rame digoreng di kawah medsos. gorengan sukses kesuksesannya hanya sebatas hilangnya gambar Pak Sekda dlm kertu undangan hari Jadi Kotabaru yg terpampang " Beliau dlam kesndiriannya " Menghadap DRPD Kab sudah tapi hanya solusi basa basi. Sugguh heran saya apakah tidak ada inisiatif dr lain - lain yg mempersatukan erat kemnbali

      BalasHapus

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...