Dari Lapas Kotabaru, Kulit Telor Bekas Menjadi Lukisan Kreasi - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Kamis, 04 Juli 2019

    Dari Lapas Kotabaru, Kulit Telor Bekas Menjadi Lukisan Kreasi

    Melukis dengan media kanvas, kertas dan kaca sudah biasa kita lihat. Berbeda dengan lukisan yang satu ini, dengan menggunakan kulit telor bekas, yang dirangkai dan disusun secara teratur sehingga menjadikannya sebagai media untuk melukis.

    Saat kru media ini berkunjung ke workshop dan galeri hasil lukisan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Kotabaru, terlihat puluhan karya seni yang bernilai artistik cukup tinggi, diantaranya yang menarik adalah lukisan dengan media kulit telor bekas, yang dirangkai dengan apik oleh Andi Sabhan Harsono, seorang warga binaan Lapas.

    Dalam diskusi dengan kru media ini, Rabu (03/07/19), Andi mengatakan ide untuk melukis dengan menggunakan media kulit telor bekas ini karena melihat banyaknya kulit telor yang dibuang sia-sia.

    "Ide ini lahir karena melihat banyaknya kulit telor yang dibuang sia-sia setiap hari, kebetulan sayakan bertugas di dapur Lapas, jadi saya berpikir untuk mencoba menggunakan kulit telur ini sebagai media untuk melukis, dan ternyata hasilnya memuaskan" tutur Andi kepada Ronal Sitompul, Kru Jurnalisia Online.

    Lebih lanjut Andi menceritakan proses pembuatan lukisan dari media kulit telor bekas hingga menjadi satu karya seni lukis yang bisa dinikmati oleh para penikmat dan kolektor lukisan.

    "proses pembuatannya sederhana, kulit telur harus dibersihkan terlebih dahulu, lalu membuang kulit ari telor dan menjemurnya, setelah kering dilakukan proses penempelan di media yang keras seperti triplek atau papan dengan cara ditekan agar menghasilkan motif retakan-retakan yang unik,  kemudian dilukis sesuai keinginan kita," kata Andi.

    Proses pembuatan satu lukisan memerlukan waktu 3 sampai 4 hari, namun proses yang paling lama adalah menempel kulit telur, untuk melukisnya hanya perlu waktu 1 sampai 2 jam, harga lukisan karya Andi ini dibandrol dengan harga bervariasi mulai Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu.

    Andi berharap pihak pemerintah daerah agar membantu mempromosikan hasil lukisannya agar bisa dipasarkan ke luar Lapas, atau bahkan sampai keluar daerah. Karena kata Andi lagi, selama ini yang membeli hasil karyanya hanya para pengunjung atau keluarga para warga binaan. (RnS)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...