Andi Satria Jaya |
Pagatan (sebenarnya dieja Pegatan) merupakan bagian dari Afdeling Pasir en de Tanah Boemboe dengan ibukota Kotabaru, berdasarkan Staatblaad Tahun 1898 Nomor 178.
Begitu mendengar RI merdeka, para Tokoh di Pagatan pun kemudian memproklamirkan kemerdekaan ikut dan berada di belakang RI.
Belanda tak tinggal diam setelah mendengar kemerdekaan Pagatan, maka pada 7 Pebruari 1946, Belanda mengirimkan tentaranya untuk merebut kembali Pagatan, terjadilah pertempuran sengit antara para warga pejuang dengan tentara Belanda di kawasan Tanjung Petang, sehingga puluhan pejuang Pagatan tewas.
"Peristiwa heroik ini menjadi kebanggaan Pagatan khususnya Tanah Bumbu, dikarenakan di Kalsel satu-satunya kabupaten yang paling banyak syuhadanya (pejuang yang gugur, Red). Pejuang Pagatan tak cuma dimakamkan di Pagatan saja, tapi juga terdapat 2 orang yang dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta dan TMP di Panaikang juga ada 2 orang," ungkap Andi Satria Jaya, seorang Tokoh Pemuda dan sekaligus keturunan dari pelaku sejarah Pagatan, Andi Usman.
Ditambahkan Andi Satria Jaya, jumlah pejuang 7 Pebruari yang gugur pada tahun 1946 itu berjumlah 38 termasuk 1 pahlawan tak dikenal. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.