Usai berunjukrasa di depan Kantor Bupati Kotabaru, para pengunjukrasa berpindah ke depan gedung DPRD Kotabaru yang berjarak cuma puluhan meter dari tempat semula.
Massa pengunjukrasa semakin bertambah berdatangan ke lokasi unjukrasa namun aksi tetap berlangsung tertib dan aman, aktivitas di Kantor Bupati tetap tak terganggu meski dijaga ketat oleh aparat Kepolisian yang datang berikut unit pengendali massa.
Seperti kebiasaan akhir-akhir ini para peserta unjukrasa malah menjadikan moment tersebut untuk berfoto bersama dan berfoto selfie.
Ditemui di tengah-tengah para pengunjukrasa, seorang Mantan Tokoh Jurnalistik di Kotabaru, yang kini sudah tak aktif menyebut, terkait dugaan ijazah palsu Bupati Kotabaru, Said Jafar, menurutnya mesti ada pihak yang melaporkannya langsung sebagai delik aduan agar lebih terarah untuk dapat secepatnya diproses pihak penegak hukum.
"Jika harus membentuk Pansus oleh DPRD, ini akan memakan waktu pembiayaan, mesti ada orang atau pihak yang melaporkannya langsung ke pihak Kepolisian sebagai delik aduan," ujarnya yang enggan disebut namanya.
Ditambahkannya, "menurut informasi yang saya ketahui dari beberapa orang yang mengenal Said Jafar (Bupati Kotabaru, Red), dia itu cuma sempat sekolah hingga kelas 3 SD. Dan ijazah yang digunakannya kini berasal dari paket-paketan; yang mana tanda tangannya di ijazah SD, SMP, SMA semuanya sama dengan foto yang sama pula. Ini jelas tidak mungkin bisa sama dalam rentang kurun waktu berbeda."
Intinya pihak-pihak yang berkepentingan terkait dugaan ijazah Bupati Kotabaru ini mesti melakukan penelusuran secara sistematis dan bertahap agar diperoleh kebenaran yang tak cuma sekedar isu dan dugaan. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.