Tanah Bumbu Menuju Eliminasi Penyakit Kaki Gajah - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Jumat, 16 September 2016

    Tanah Bumbu Menuju Eliminasi Penyakit Kaki Gajah

    Pemkab Tanah Bumbu akan melakukan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) kepada masyarakat. Kegiatan ini  menyusul  masuknya bulan pencanangan Eliminasi kaki gajah (filariasis) yang digelar  secara nasional sejak  1 hingga 30 Oktober nanti, akan dilakukan secara serentak di berbagai kecamatan. Tujuannya tiada lain untuk menyelamatkan masyarakat dari penularan penyakit yang membahayakan sehingga mengakibatkan pembengkakan kaki secara permanen.

    "Melalui bulan pencanangan yang dirangkai dengan pemberian obat pencegahan massal ini diharapkan masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu benar-benar akan terbebas dari penyakit kaki gajah," kata Sekdakab Tanah Bumbu, Drs. Said Akhmad saat membuka Rapat Kesiapan bulan pencanangan Eliminasi kaki gajah, di ruang Rapat Setda, Kamis (15/09/16).

    Sekdakab menambahkan, untuk menjangkau target sasaran dalam pemberantasan penyakit itu diperlukan sosialisasi secara berantai, terutama peran Dinkes setempat melalui Puskesmas yang tersebar di tiap Kecamatan untuk mengejar sasaran tersebut.

    "Sebelum melakukan POPM itu, pihak medis terlebih dahulu memberikan pengertian kepada  masyarakat atas manfaat obat tersebut, sehingga masyarakat benar-benar mengetahui dan sadar betapa pentingnya pemberian obat pencegahan penyakit yang harus  diantisipasi sejak dini," tandas Sekdakab pula.

    Terkait sosialiasi itu, tidak hanya peran Dinkes maupun Puskesmas. Menurut Sekdakab, peran Camat dan Kepala Desa merupakan garda terdepan di wilayahnya untuk bisa mengimbau masyarakat di lingkungannya untuk berpartisipasi menyukseskan kegiatan tersebut.

    Untuk lebih efektifnya lanjut Sekdakab, peran Dinas Pendidikan tak kalah penting dalam mendukung suksesnya pencegahan tesebut. Kegiatan POPM nantinya harus menyasar pada anak siswa sekolah, sebab generasi pertama yang harus diselamatkan adalah anak siswa sekolah.

    “Sasaran minum obat secara serentak di tiap sekolah dirasa sangat tepat. Kalau menunggu anak siswa minum obat pencegahan ke Puskesmas dipastikan kurang efektif. Logikanya anak yang sakit saja kadang susah diajak ke Puskesmas apalagi kalau merasa tidak sakit,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu melalui Kabid  Pengendalian Masalah Kesehatan, H. Rakhmatullah menjelaskan Filariasis muncul akibat dari penularan cacing filaria oleh berbagai jenis nyamuk. Dikatakannya Indonesia menetapkan eliminasi Filariasis sebagai satu prioritas nasional dalam pengendalian penyakit menular. Sebab pada tahun 2002 hingga 2014 telah ditemukan 418 kasus di kabupaten/kota se Indonesia. Kemudian 241 diantaranya merupakan daerah endemis filariasis dengan resiko penularan yang cukup tinggi.

    Sambungnya, untuk mengetahui potensi tinggi atau rendahnya endemis di wilayah Kabupaten Tanah  Bumbu, maka pada tahun 2005 telah dilakukan survey darah jari di 2 Kecamatan yakni Batulicin dan Kusan Hulu. Dari survey tersebut lanjutnya telah didapatkan kepadatan Microfilaris (MF Rate) di masing-masing Kecamatan. Dan terbukti hasil survey di wilayah 2 Kecamatan tersebut berada pada MF Rate 1,39% dan 2,49% dan itu  termasuk sebagai endemis filariasis.


    "Berdasarkan ketentuan Menkes bila hasil survei diatas 1% MF Rate, maka wilayah Kabupaten itu wajib melakukan POPM. Diharapkan dengan melakukan POPM tersebut dapat menurunkan MF Rate di wilayah kita dan ke depannya POPM berhasil mencapai eliminasi filariasis indonesia pada tahun 2020 ," pungkasnya. (Rel)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...