TANAH BUMBU, Pemkab Tanah Bumbu melalui
Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanpanak) dibantu Bintara Pembina Desa
(Babinsa) melaksanakan kegiatan “gropyokan” (beramai-ramai berburu) hama tikus sawah
di Desa Sungai Rukam Kecamatan Kusan Hulu, Selasa (24/2/15) lalu.
Kegiatan tersebut juga melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Mantri Tani, Brigade Proyeksi Tanaman Pangan dan Holtikultura, Laboratorium Agen Hayati Mudalang, serta Koramil setempat.
Kepala Distanpanak Tanah Bumbu, Abdul Karim mengatakan kegiatan gropyokan pengendalian hama tikus sawah tersebut dalam rangka mewujudkan program nasional yaitu pencapaian swasembada pangan tahun 2017 khususnya swasembada beras.
Pada tahun 2015 ujar Abdul Karim, akan ada 10 titik kegiatan pengendalian hama tikus sawah yang dilaksanakan dan dananya bersumber dari APBD Tanah Bumbu.
“Sebelumnya kegiatan yang sama juga telah kami laksanakan di Desa Saring Sungai Bubu Kecamatan Kusan Hilir,” ujar Abdul Karim.
Sementara itu Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan, Sri Yuliati mengatakan saat ini tanaman padi di Desa Sungai Rukam sudah memasuki musim panen dan bertepatan pula dengan musim tikus sawah bereproduksi. Untuk itu maka Pemkab Tanah Bumbu turun ke lapangan membantu para petani untuk mengendalikan hama tikus tersebut sehingga tidak merusak tanaman padi petani yang akan panen. Sasaran pengendalian hama tikus tersebut yaitu dengan berburu tikus digalangan sawah yang menjadi sarang tikus.
“Secara bersamaan kita turun ke sawah membuka galangan sawah dan berburu tikus di lubang-lubang yang menjadi sarang tikus sawah. Setelah menemukan lubang tikus kita lakukan Tiran atau pengasapan dengan belerang sehingga tikus-tikus tersebut keluar dari sarangnya dan dipukul hingga mati,” ujar Sri.
Dikatakannya pula, selain menggunakan Tiran, juga digunakan Kleret yang diletakkan di lubang yang menjadi sarang tikus. Luas areal persawahan di Kecamatan Kusan Hulu menurut Sri seluas 400 Ha, dan yang siap panen seluas 200 Ha. Selain menggelar gropyokan, Distanpanak Tanah Bumbu juga membagikan secara gratis racun tikus kepada para petani untuk mengurangi berkembangbiaknya hama tikus sawah.
Ditambahkan Sri Hayati, selain dengan gropyokan, cara efektif lainnya untuk menyelamatkan tanaman padi yang akan panen dan tidak diserang hama tikus sawah yaitu dengan cara membuat kandang plastik di areal persawahan, memasang perangkap tikus, serta para petani menerapkan tanam serempak.
“Dengan tanam serempak tentunya akan mencegah berkembangbiak secara berkelanjutan dari hama tikus sawah tersebut. jika tidak tanam serempak maka padi yang menjadi makanan tikus akan selalu tersedia sehingga perkembangbiakan tikus sawah akan selalu ada,” ujar Sri Hayati.
Secara terpisah Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming mengatakan kegiatan gropyokan tersebut merupakan solusi dari Pemkab Tanah Bumbu melalui Distanpanak untuk mengendalikan hama tikus sawah yang menjadi musuh utama para petani.
“Cara gropyokan seperti ini merupakan cara yang paling efektif untuk membasmi tikus sawah dan mematikan populasinya,” kata Bupati. Menurut Bupati, hama tikus sawah jika tidak dibasmi dan dikendalikan maka akan berpengaruh pula pada hasil panen para petani dan juga akan berdampak pada pendapatan ekonomi petani itu sendiri. (Relhum)
Kegiatan tersebut juga melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Mantri Tani, Brigade Proyeksi Tanaman Pangan dan Holtikultura, Laboratorium Agen Hayati Mudalang, serta Koramil setempat.
Kepala Distanpanak Tanah Bumbu, Abdul Karim mengatakan kegiatan gropyokan pengendalian hama tikus sawah tersebut dalam rangka mewujudkan program nasional yaitu pencapaian swasembada pangan tahun 2017 khususnya swasembada beras.
Pada tahun 2015 ujar Abdul Karim, akan ada 10 titik kegiatan pengendalian hama tikus sawah yang dilaksanakan dan dananya bersumber dari APBD Tanah Bumbu.
“Sebelumnya kegiatan yang sama juga telah kami laksanakan di Desa Saring Sungai Bubu Kecamatan Kusan Hilir,” ujar Abdul Karim.
Sementara itu Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan, Sri Yuliati mengatakan saat ini tanaman padi di Desa Sungai Rukam sudah memasuki musim panen dan bertepatan pula dengan musim tikus sawah bereproduksi. Untuk itu maka Pemkab Tanah Bumbu turun ke lapangan membantu para petani untuk mengendalikan hama tikus tersebut sehingga tidak merusak tanaman padi petani yang akan panen. Sasaran pengendalian hama tikus tersebut yaitu dengan berburu tikus digalangan sawah yang menjadi sarang tikus.
“Secara bersamaan kita turun ke sawah membuka galangan sawah dan berburu tikus di lubang-lubang yang menjadi sarang tikus sawah. Setelah menemukan lubang tikus kita lakukan Tiran atau pengasapan dengan belerang sehingga tikus-tikus tersebut keluar dari sarangnya dan dipukul hingga mati,” ujar Sri.
Dikatakannya pula, selain menggunakan Tiran, juga digunakan Kleret yang diletakkan di lubang yang menjadi sarang tikus. Luas areal persawahan di Kecamatan Kusan Hulu menurut Sri seluas 400 Ha, dan yang siap panen seluas 200 Ha. Selain menggelar gropyokan, Distanpanak Tanah Bumbu juga membagikan secara gratis racun tikus kepada para petani untuk mengurangi berkembangbiaknya hama tikus sawah.
Ditambahkan Sri Hayati, selain dengan gropyokan, cara efektif lainnya untuk menyelamatkan tanaman padi yang akan panen dan tidak diserang hama tikus sawah yaitu dengan cara membuat kandang plastik di areal persawahan, memasang perangkap tikus, serta para petani menerapkan tanam serempak.
“Dengan tanam serempak tentunya akan mencegah berkembangbiak secara berkelanjutan dari hama tikus sawah tersebut. jika tidak tanam serempak maka padi yang menjadi makanan tikus akan selalu tersedia sehingga perkembangbiakan tikus sawah akan selalu ada,” ujar Sri Hayati.
Secara terpisah Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming mengatakan kegiatan gropyokan tersebut merupakan solusi dari Pemkab Tanah Bumbu melalui Distanpanak untuk mengendalikan hama tikus sawah yang menjadi musuh utama para petani.
“Cara gropyokan seperti ini merupakan cara yang paling efektif untuk membasmi tikus sawah dan mematikan populasinya,” kata Bupati. Menurut Bupati, hama tikus sawah jika tidak dibasmi dan dikendalikan maka akan berpengaruh pula pada hasil panen para petani dan juga akan berdampak pada pendapatan ekonomi petani itu sendiri. (Relhum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.