Merananya Bidan Honor di Kotabaru - Jurnalisia™

  • Jurnalisia™

    Mengusung Kearifan Lokal

    Jurnalisia™

    Sumber Data Cuaca: https://cuacalab.id

    Senin, 23 Februari 2015

    Merananya Bidan Honor di Kotabaru

    KOTABARU, Keterlaluan !

    Itulah kata yang pantas dialamatkan kepada Pemkab Kotabaru yang memperkerjakan Tenaga Bidan di daerah terpencil dengan honor yang sangat minim jauh dari cukup.

    "Gaji honor yang saya terima di 2015 ini sebesar Rp 450 ribu, tahun sebelumnya cuma Rp 400 ribu," ungkap seorang Bidan yang ditempatkan di satu desa di wilayah Kecamatan Pamukan Selatan.

    Bidan itu ditempatkan disana lebih setahun lalu oleh Pemkab Kotabaru. Tanpa fasilitas apapun, bersama keluarganya menempati bangunan Poskesdes yang sekaligus tempatnya berpraktik.

    "Disini tak ada listrik, terpaksa saya mempergunakan perangkat generator. BBM untuk listrik berupa bensin saya beli dengan merogoh kocek sendiri, harga bensin disini Rp 10 ribu per liter, sebelumnya bahkan Rp 12 ribu per liter. Untuk keperluan listrik saya menghabiskan biaya sebulan rata-rata Rp 900 ribu, yang berarti tekor jika dibanding gaji honor yang saya terima tiap bulan," ungkap Bidan tersebut sambil berlinang air mata.

    Lebih jauh diungkapkannya, untuk menutupi biaya operasional, ia pun cuma berharap dari menjual obat-obatan untuk keperluan warga yang harganya tak seberapa.

    "Tak bisa berharap banyak dari warga disini. Harga obat Rp 10 ribu pun mereka sulit menebus, apalagi jika ada warga yang melahirkan, jika dikenakan biaya Rp 25 ribu per persalinan; sudah hal yang sangat memberatkan mereka. Disini sebagian besar adalah para petani yang berpenghasilan rendah, uang Rp 1.000 pun sangat berarti bagi mereka," tuturnya.

    Ia pun bertutur tentang keberuntungan yang didapat sesama rekannya yang menjadi Bidan di Kabupaten Tanah Bumbu.

    "Terus terang saya iri terhadap para sesama Bidan Honor yang bertugas di Tanah Bumbu, disana mereka sangat diperhatikan oleh Pemkab," ujarnya.

    Disamping gaji honor yang teramat minim, ditambah dengan infrastruktur yang sangat jelek; jalan yang rusak berat, maka cukuplah penderitaan Bidan tersebut dalam memberikan pelayanan kepada para warga setempat. {JCO)


    Untuk perimbangan berita di bawah ini kami muat tanggapan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru, melalui akun Facebook @Cipta Waspada :

    Terima kasih Ibu Bapak semua atas tanggapan berita ini, namun perlu saya luruskan bahwa bidan desa di kecamatan Pamukan Selatan adalah bidan Tenaga Kerja Sukarela TKS bukan tenaga honorer Resmi Pemkab Kotabaru ....artinya bidan ini kerja bukan karena ada SK dari Pemkab Kotabaru atau SK dari Propinsi/ Pusat yg gajinya sdh diatur sesuai ketentuan....bidan ini kerja atas kemauan sendiri sebelum di terima sebagai bidan PTT atau CPNS dia magang di salah satu desa agar ilmunya tidak hilang/ lupa dan oleh kepala puskesmas bisa di setujui asal tidak menuntut gaji atau menuntut diangkat sbg CPNS....karena aturannya memang tdk boleh mengangkat tenaga honorer lagi...makanya kalau ada tenaga yg mau magang kami suruh membuat pernyataan di atas meterai kalau tidak menuntut gaji dan diangkat sbg PTT atau CPNS....kalau ada kebijakan dari Kepala puskesmas di beri honor sekedarnya itu mestinya bersyukur...karena bisa menyisihkan dari hasil kegiatan di Puskesmas....Kalau nanti ada test tenaga PTT atau CPNS silakan di ikuti dan bila diterima /lulus tentu akan di gaji sesuai aturan yg berlaku....Terima kasih...

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.

    Beranda

    ... ...