KOTABARU, Siang hari listrik menyala, malam hari cuma menyala hingga jam 22.00 WITa.
Itulah yang dialami oleh warga Desa Sekapung Kecamatan Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru. Sungguh ironis dan tragis memang, sementara Sumber Daya Alam (SDA) desa itu berupa bahan mineral tambang; terus digali dan dikeruk oleh perusahaan yang sudah puluhan tahun berada dan beroperasi di sekitar lingkungan mereka.
Adalah PT. Bahari cakrawala Sebuku (BCS) dan PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) yang hingga saat ini terus beroperasi di Pulau Sebuku yang mencakup beberapa desa termasuk Desa Sekapung.
Setiap hari bahan mineral berupa batubara dan bijih besi terus keluar dari bumi Pulau Sebuku; menambah pundi-pundi harta perusahaan. Sementara itu warga yang menghuni pulau tersebut sebagian besar hanya jadi penonton. Kalaupun ada diantaranya yang ikut berkerja di perusahaan, jumlahnya tak lebih dari 5 persen.
"Data pihak perusahaan yang menyatakan terdapat 50 persen warga setempat yang menjadi tenaga di perusahaan, itu bohong besar. Meski yang berkerja di bagian Human Resources Departement (HRD) itu orang lokal sini, jelas ia tak berani mengungkap data sebenarnya," kata seorang warga yang sempat ikut berkerja di perusahaan tersebut.
Ditambahkan oleh warga lainnya, pelaksanaan dan pemberian dana CSR oleh perusahaan juga dimanipulasi; pihak perusahaan seolah peduli dengan kucuran dana CSR, padahal cuma meminjam usaha warga yang dianggap berhasil, kemudian diakui sebagai hasil dari bantuan dana CSR perusahaan.
Perihal penerangan listrik, warga mengungkapkan adanya bantuan dari pihak perusahaan berupa unit pembangkit listrik bertenaga diesel. Bantuan ini menurut warga justru menambah beban, dikarenakan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menggerakkan unit pembangkit itu mesti dibeli sendiri oleh warga. Meraka ingin pihak perusahaan lah yang menjadi pengelola listrik, adapun masyarakat nantinya membayar ke pihak pengelola. Namun dengan berbagai alasan pihak perusahaan tak bersedia untuk mengelola listrik bagi warga.
Sebagai wujud perhatian terhadap warga, Program BKW Peduli yang dimotori oleh H. Tajerian Noor, pengusaha asli dari daerah itu pun menyumbangkan 1 unit mesin pembangkit listrik kepada warga Desa Sekapung yang diterimakan oleh seorang Tokoh Warga setempat, Daming, Rabu (25/2/15) lalu.
Adapun keberadaan tiang listrik dari PLN, menurut warga sudah terpasang sekira 2 bulan lalu, namun aliran listrik belum menyala. Aliran listrik tersebut berasal dari Sungai Bali, pusat Kecamatan Pulau Sebuku.
Selain itu BKW Peduli juga memberikan sumbangan kepada tempat ibadah di Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kotabaru, berupa dana sebesar Rp 4 juta. (JCO)
Itulah yang dialami oleh warga Desa Sekapung Kecamatan Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru. Sungguh ironis dan tragis memang, sementara Sumber Daya Alam (SDA) desa itu berupa bahan mineral tambang; terus digali dan dikeruk oleh perusahaan yang sudah puluhan tahun berada dan beroperasi di sekitar lingkungan mereka.
Adalah PT. Bahari cakrawala Sebuku (BCS) dan PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) yang hingga saat ini terus beroperasi di Pulau Sebuku yang mencakup beberapa desa termasuk Desa Sekapung.
Setiap hari bahan mineral berupa batubara dan bijih besi terus keluar dari bumi Pulau Sebuku; menambah pundi-pundi harta perusahaan. Sementara itu warga yang menghuni pulau tersebut sebagian besar hanya jadi penonton. Kalaupun ada diantaranya yang ikut berkerja di perusahaan, jumlahnya tak lebih dari 5 persen.
"Data pihak perusahaan yang menyatakan terdapat 50 persen warga setempat yang menjadi tenaga di perusahaan, itu bohong besar. Meski yang berkerja di bagian Human Resources Departement (HRD) itu orang lokal sini, jelas ia tak berani mengungkap data sebenarnya," kata seorang warga yang sempat ikut berkerja di perusahaan tersebut.
Ditambahkan oleh warga lainnya, pelaksanaan dan pemberian dana CSR oleh perusahaan juga dimanipulasi; pihak perusahaan seolah peduli dengan kucuran dana CSR, padahal cuma meminjam usaha warga yang dianggap berhasil, kemudian diakui sebagai hasil dari bantuan dana CSR perusahaan.
Perihal penerangan listrik, warga mengungkapkan adanya bantuan dari pihak perusahaan berupa unit pembangkit listrik bertenaga diesel. Bantuan ini menurut warga justru menambah beban, dikarenakan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menggerakkan unit pembangkit itu mesti dibeli sendiri oleh warga. Meraka ingin pihak perusahaan lah yang menjadi pengelola listrik, adapun masyarakat nantinya membayar ke pihak pengelola. Namun dengan berbagai alasan pihak perusahaan tak bersedia untuk mengelola listrik bagi warga.
Sebagai wujud perhatian terhadap warga, Program BKW Peduli yang dimotori oleh H. Tajerian Noor, pengusaha asli dari daerah itu pun menyumbangkan 1 unit mesin pembangkit listrik kepada warga Desa Sekapung yang diterimakan oleh seorang Tokoh Warga setempat, Daming, Rabu (25/2/15) lalu.
Adapun keberadaan tiang listrik dari PLN, menurut warga sudah terpasang sekira 2 bulan lalu, namun aliran listrik belum menyala. Aliran listrik tersebut berasal dari Sungai Bali, pusat Kecamatan Pulau Sebuku.
Selain itu BKW Peduli juga memberikan sumbangan kepada tempat ibadah di Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kotabaru, berupa dana sebesar Rp 4 juta. (JCO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.