Memperingati kesengsaraan Yesus merupakan kesempatan bagi umat Katolik merenungkan kembali cinta kasih Tuhan dan bela rasanya dengan umat Manusia.
Seringkali manusia bertindak untuk memenuhi kepentingan diri sendiri, menggunakan kuasa dan kekuatan material pribadi sehingga mengorbankan kesejahteraan seluruh karya penciptaan.
"Kita telah mengabaikan tanggungjawab sebagai pelayan karya ciptaan Tuhan. Menelusuri refleksi Bapak Suci Paus Fransiskus yang telah kita terima dalam Ensiklik Laudato Si. Setiap perhentian Doa Jalan Salib akan didedikasikan kepada pelanggaran perjanjian kita terhadap pemulihan di sekitar kita dan segala dosa yang merusak tatanan alam ciptaan Tuhan. Pengrusakan terhadap segala pepohonan, tumbuhan, hewan, tanah, air dan udara," Ibadat Laudato Si dipimpin oleh Suster Klarentin FSGM, OMK dan para Legio Maria.
Turut Hadir pada Ibadat Jalan Salib Laudato Si, Romo Agustinus Seran Berek, Pr Pastor Kepala Paroki Katedral Atambua. Usai Laudato Si Romo Agus memimpin doa dan berkat perutusan untuk umat yang hadir ibadat, para Suster, Frater dan ratusan umat, di Kompleks Gereja Kuneru, Jumat (07/04/23). ©Jurnalisia
Penulis : AYM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmu adalah gambaran isi kepalamu, maka diam lebih bijak daripada sok tahu.